Korban Topan Mangkhut Terus Bertambah

Sudah 49 Orang Tewas

Manila | Jurnal Asia

Jumlah korban Topan Mangkhut di Filipina terus bertambah. Juru bicara kepolisian nasional, Benigno Durana mengatakan bahwa jumlah keseluruhan korban berjumlah 49 orang sampai Minggu (16/9) sore pukul 16.58 waktu setempat.

Mengutip AFP, badai Mangkhut paling banyak menelan korban tanah longsor. Korban jiwa meningkat drastis dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya yaitu 30 orang pada Minggu (16/9) pagi.

Otoritas Filipina telah mengevakuasi ribuan warga menyusul hantaman Mangkhut yang membawa angin kencang dan hujan lebat yang menghantam berbagai wilayah Filipina.

Mangkhut disebut sebagai badai terkuat tahun ini dengan angin berkecepatan diprediksi di atas 300 kilometer per jam.

Lebih dari 9.000 orang telah dipindahkan ke tempat penampungan sementara karena badai yang dinamakan Ompong, mendekati wilayah produksi pertanian padi dan jagung.

Hembusan angin kencang menimbulkan gelombang tinggi hingga 6 meter dan menghantam desa-desa.

“Para warga harus mengikuti saran pemerintah dan berlindung di dalam ruangan,” kata Penasihat Hukum Presiden serta Koordinator Penanggulangan Bencana, Francis Tolentino.

Badai kian kencang di sejumlah wilayah, kecepatan angin bahkan meningkat hingga 450 kilometer per jam dan melanda bagian Timur negara pada siang hari.

Beberapa rekaman video telah diunggah di media sosial oleh penduduk Cagayan yang menunjukkan pohon-pohon yang dihembus oleh angin kencang disertai hujan deras.

Ibukota Manila, dan puluhan provinsi di bagian Utara dan Tengah negara telah mengeluarkan peringatan badai dengan tingkat ancaman tinggi. Akibat badai Mangkhut, sekolah dan lebih dari 600 kantor pemerintahan telah ditutup sementara.

Jumlah kerugian akibat Topan Mangkhut belum bisa ditaksir. Namun, dibanding Topan Super Haiyan yang menewaskan lebih dari 7.000 orang pada 2013 lalu, aparat Filipina kini lebih tanggap dan siap menjalani prosedur evakuasi.

Sistem pemantau bencana global memperkirakan Topan Mangkhut bakal melalui kawasan dekat Hong Kong, pada Minggu (16/9) sore waktu setempat.

Sejauh ini, para warga Hong Kong sudah bersiap menghadapi badai tersebut. Sebagian menempelkan selotip pada jendela apartemen dan kantor sehingga membentuk huruf X.

Antoine Li, anggota pusat tanggap darurat di Desa Tai O, Pulau Lantau, bagian pesisir barat Hong Kong, mengimbau para warga untuk tidak meremehkan Topan Mangkhut walau kekuatannya diprediksi melemah.

“Topan ini akan sangat berbahaya karena bakal tiba saat semua orang tidur dan tidak bisa pergi. Karena itu, kami menyeru kepada semua warga untuk meninggalkan desa sebelum gelap,” ujarnya.

Seorang pemilik toko di desa itu mengatakan semua orang takut pada topan ini, amat sangat takut. Dia menambahkan bahwa penduduk desa khawatir terhadap kaum lansia yang berkeras untuk bertahan di rumah panggung.

Topan Mangkhut memiliki diameter awan 900 kilometer dan bergerak ke barat dengan kecepatan 30 kilometer/jam.

Organisasi Meteorologi Dunia menyebut topan ini sebagai badai tropis terkuat sepanjang tahun ini.
(cnn-dc-adp)

Close Ads X
Close Ads X