Kasus Virus Corona di Dunia Tembus 9 Juta, Jumlah Peningkatan di Brasil Mengkhawatirkan

Seorang perawat menyiapkan obat untuk pasien Covid-19 di ICU Institut Emilio Ribas di Sao Paulo, Brasil.Reuters

 

Genewa | Jurnal Asia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin (22/6/2020), kasus virus corona terus melonjak di beberapa negara besar secara bersamaan. Peningkatan yang mengkhawatirkan terjadi di Amerika Latin terutama Brasil.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kasus virus corona di dunia pada Minggu (21/6/2020) lebih dari 183.000, jumlah ini terbesar dalam satu hari sejak wabah dimulai pada bulan Desember.

“Tentu saja jumlahnya meningkat karena epidemi berkembang di sejumlah negara berpenduduk pada saat yang sama dan di seluruh dunia,” kata pakar darurat WHO, Mike Ryan melansir Reuters, Selasa (23/6/2020).

Baca Juga : Update 22 Juni : Kasus Positif Covid-19 Naik Menjadi 1.115 di Sumut

Menurutnya, peningkatan itu mungkin disebabkan oleh peningkatan pengujian. Dan tentu saja negara-negara seperti India menguji lebih banyak. Tetapi mereka tidak percaya bahwa ini adalah fenomena dari pengujian.

Penghitungan Reuters, kasus virus corona di dunia melampaui 9 juta pada hari Senin. Di mana Amerika Serikat, China dan negara-negara lain yang terkena dampak parah juga melaporkan kasus baru.

Ryan mengatakan, telah terjadi lonjakan kasus di Chili, Argentina, Kolombia, Panama, Bolivia dan Guatemala serta Brasil, yang telah melewati angka 1 juta dengan urutan kedua setelah Amerika Serikat. Dan telah melaporkan 54.000 kasus dalam 24 jam sehingga menjadi rekor harian tertinggi di Amerika Serikat. 24 jam sebelumnya.

Dia mengatakan, lonjakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh ketidakstabilan dalam sistem pelaporan selama sepekan terakhir. Dengan kata lain, ada beberapa negara bagian di Brasil melaporkan kasus yang terjadi dalam beberapa hari sekaligus.

Negara terbesar di Amerika Latin ini telah sering mencatat lebih dari 1.000 kematian sehari selama sebulan terakhir.

Presiden Jair Bolsonaro menganggap remeh virus itu, membandingkannya dengan flu biasa. Keangkuhan dan sikap keras kepala Bolsonaro membuatnya harus kehilangan menteri kesehatan dua kali hanya dalam tempo kurang dari sebulan.

Bolsonaro juga mengutuk kebijakan negara-negara bagian di Brasil membatasi pergerakan orang dan menutup tempat-tempat bisnis. Dia pun berkeras agar warga negaranya segera kembali bekerja untuk menghentikan kehancuran ekonomi raksasa di Amerika Selatan yang berpenduduk 210 juta orang itu.

WHO juga mengatakan khawatir tentang Jerman, di mana tingkat reproduksi virus mencapai 2,88 pada hari Minggu, jauh di atas tingkat maksimum satu transmisi per orang yang diperlukan untuk mengatasi penyakit dalam jangka panjang.

Tedros mengatakan, kurangnya kepemimpinan global dan persatuan dalam memerangi virus adalah ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri, dan bahwa politisasi telah membuat pandemi semakin buruk.(nty)

 

 

Close Ads X
Close Ads X