Bantuan ke Rumah Sakit Palestina Semakin Berkurang

Jakarta | Jurnal Asia

Pemerintah Amerika Serikat mengatakan akan kurangi lagi bantuan untuk rumah sakit yang utamanya merawat pasien Palestina senilai lebih dari Rp370 miliar.

Keputusan itu diambil setelah peninjauan bantuan kepada Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Gaza untuk memastikan dana tersebut dibelanjakan sesuai dengan kepentingan nasional AS dan memberikan nilai kepada pembayar pajak AS. Demikian menurut Departemen Luar Negeri AS.

Rencana ini muncul bertepatan dengan persiapan AS untuk mengungkap rencana perdamaian antara Israel dengan Palestina. Sebelumnya AS telah mencabut bantuan sebesar lebih dari Rp2,9 triliun untuk rumah sakit Palestina Agustus lalu.

Sebagai hasil dari tinjauan tersebut, sesuai dengan arahan presiden, kami akan mengalihkan sekitar US$ 25 juta (sekitar Rp372 miliar) yang semula direncanakan untuk Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri Sabtu (8/8), menambahkan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk proyek lain dengan prioritas tinggi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dana AS sebelumnya telah memungkinkan banyak warga Palestina untuk mendapatkan perawatan khusus, seperti operasi jantung, perawatan intensif neonatal atau dialisis anak-anak. Perawatan semacam ini tidak tersedia di Tepi Barat dan Gaza.
Picu Kemarahan

Tensi antara AS dan Palestina meningkat sejak keputusan kontroversial Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel Desember 2017. Ini adalah sebuah langkah yang menyebabkan kemarahan di kalangan warga Palestina dan kaum Muslim di seluruh dunia.

“Ini bukan lah formula perdamaian, ini adalah tindakan tidak manusiawi dan tidak bermoral lengkap yang mengadopsi narasi sayap kanan Israel untuk menargetkan dan menghukum warga Palestina, untuk mengkompromikan hak mereka terhadap kemerdekaan,” kata Ahmad Shami, juru bicara pemimpin Palestina Mahmoud Abbas.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan langkah AS mengurangi bantuan adalah bagian dari upaya untuk melikuidasi Palestina dan mengatakan kebijakan akan mengancam kehidupan ribuan warga Palestina dan mata pencaharian ribuan karyawan rumah sakit.
“Tindakan pemerasan politik seperti itu bertentangan dengan norma kesopanan dan moralitas manusia,” kata Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina.

Trump dan penasihatnya untuk wilayah Timur Tengah akan merilis rencana perdamaian untuk Israel dan Palestina.

“Anda akan mendapatkan uang, tetapi kami tidak membayar Anda sampai kami membuat kesepakatan,” kata Trump di Washington, Kamis (6/8). “Jika tidak mencapai kesepakatan, kami tidak membayar,” tambahnya. (dc-bbs-adp)

Close Ads X
Close Ads X