Abu Qatada Akhirnya Tiba di Amman

DEPORTASI. Ulama Islam berhaluan keras Abu Qatada menaiki tangga pesawat kecil untuk diberangkatkan ke Yordania saat ia dideportasi di Pangkalan Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris di Norholt, Minggu (7/7).
DEPORTASI. Ulama Islam berhaluan keras Abu Qatada menaiki tangga pesawat kecil
untuk diberangkatkan ke Yordania saat ia dideportasi di Pangkalan Angkatan Bersenjata
Kerajaan Inggris di Norholt, Minggu (7/7).

Amman | Jurnal Asia

Ulama berhaluan keras, Abu Qatada, tiba di Yordania untuk menghadapi tuduhan terror, Minggu (7/7), setelah Inggris mendeportasinya sekaligus mengakhiri sengketa hukum satu dasawarsa untuk mengusir tokoh yang pernah disebut wakil Osama bin Laden di Eropa itu.

Ulama berusia 53 tahun itu diserahkan ke penuntut umum setelah mendarat di pangkalan militer Marka di timur Amman.

Penuntut umum siap mengadili kembali Qatada atas tuduhan yang menjatuhkan vonis hukuman seumur hidup tanpa kehadirannya dalam persidangan. “Abu Qatada diserahkan ke pihak penguasa setelah tiba di Amman. Mereka sekarang menginterogasinya menjelang diadili kembali,” kata Menteri Penerangan Yordania, Mohammad Momani, kepada kantor berita Petra.

Ia menimpali, semua proses terhadap Abu Qatada sudah berjalan sesuia posedur. “Pengadilan atas dirinya dilakukan sesuai dengan standar internasional,melindungi hak-hak asasinya, dan menjamin keadilan, kejujuran, kredibilitas dan transparan,” tambaqh Momani.

Seorang fotografer AFP mengatakan, ayah Abu Qatada, saudara dan para anggota keluarganya menunggu kedatangan ulama itu di luar pengadilan militer dekat bandara.

“Dia akan diadili segera dan para penuntut akan membacakan dakwaan-dakwaan,” kata Hussein Omari, pengacara di Adaleh for Human Rights Studies yang berkedudukan di Amman, yang akan memantau pengadilan kembali Qatada.

Semula Qatada dijatuhi hukuman mati in absenstia pada 1999 karena berkomplot melakukan serangkaian serangan teror, termasuk atas sekolah Amerika Serikat (AS) di Amman. Namun, ia kemudian divonis hukuman seumur hidup dengan kerja paksa.

Pada 2000, ia dihukum 15 tahun karena bersekongkol melakukan serangan teror terhadap turis-turis dalam perayaan ganti abad di Jordania.

Ulama garis keras itu telah keluar masuk penjara Inggris sejak tahun 2002, kendatipun tidak pernah dihukum atas tindak kejahatan, dan London telah berusaha mendeportasinya sejak 2005.

Pengadilan Inggris dan Eropa menghambat pendeportasiannya dengan alasan bukti mungkin akan digunakan terhadapnya bahwa Qatada mengalami penyiksaan dalam penjara.

Setelah bertahun sengketa hukum, para pengacaranya secara tidak terduga pada Mei mengatakan bahwa Qatada akan pulang apabila perjanjian peradilan yang jujur diratifikasi oleh parlemen Jordania.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, sebelumnya mengatakan ia merupakan salah seorang yang paling gembira di Inggris apabila Abu Qatada akhirnya dideportasi.

Istri Qatada dan lima anaknya diperkirakan akan tetap tinggal di Inggris, tempat mereka datang pertama kali tahun 1993 untuk mencari suaka.

Abu Qatada lahir di Bethlehem Tepi Barat, yang diduduki Israel. Ia adalah warga Yordania, karena kota itu adalah bagian dari Yordania ketika dirinya lahir. Ia dibawa dari penjara menggunakan kendaraan lapis baja polisi ke lapangan terbang militer di pinggiran London, tempat ia dinaikkan ke jet swasta carteran, yang lepas landas pada malam hari.

Inggris akhirnya dapat mendeportasi ayah dari lima anak itu setelah kedua pemerintah bulan lalu secara resmi menyetujui satu perjanjian yang menjamin bukti penyiksaan terhadapnya tidak akan digunakan terhadapnya dalam setiap penyidangan ulang. Pemerintah Inggris sudah menghabiskan dana sebesar Pound 800.000 sejak memproses kasus ini tahun 2002. Pada tahun 1994 pria yang mempunyai nama asli Omar Othman ini diterima sebagai pengungsi dan boleh tinggal di Inggris.

Dia kemudian memberikan beberapa khotbah yang keras di masjid di Inggris, antara lain mengatakan hukum Islam membolehkan untuk menggunakan senjata melawan pihak yang zalim maupun penyerang asing karena mereka adalah musuh Islam.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, mengatakan pendeportasian terhadapnya membuktikan bahwa usaha-usaha pemerintah untuk mendeportasinya akan disambut baik oleh publik Inggris. “Orang yang berbahaya ini kini telah disingkirkan dari negara kita untuk menghadapi sidang pengadilan di negaranya sendiri,” katanya.

Ia mengemukakan hal itu dalam satu pernyataan yang disiarkan beberapa saat setelah pesawat, yang membawa Qatada lepas landas.

 

Close Ads X
Close Ads X