Medan | Jurnal Asia
Yayasan Sultan Iskandar Muda (SIM) Medan harus menalangi sekitar Rp300 juta gaji guru per bulan sejak pandemi Covid-19 berlangsung.
Pembina Yayasan SIM, Sofyan Tan mengatakan, pendapatan sekolah hanya berasal dari uang sekolah. Dan sejak pandemi, Maret lalu, hanya sekitar 29% murid, dari sebanyak 3.000 an siswa, yang membayar uang sekolah.
Kata Sofyan Tan, di Yayasan SIM ada sebanyak 204 orang guru dan staf pengajar yang harus dibayarkan gajinya setiap bulan. Dengan kisaran Rp900 juta yang harus dikeluarkan yayasan untuk gaji secara penuh.
“Yayasan juga mengalami kesulitan. Gaji guru tidak di potong. Tapi uang sekolah tidak masuk. Dicatat, ada lebih dari Rp 2 miliar tunggakan uang sekolah dari siswa kita,” katanya, Minggu (3/5/2020).
Karenanya, Sofyan Tan berharap, jika keuangan orangtua siswa sudah membaik pasca pandemi Covid-19, diharapkan segera membayarkan uang sekolah tersebut.
Untuk penerimaan siswa baru tahun ajaran 2020/2021, jelas Anggota DPR-RI ini, Yayasan SIM pun tidak menaikkan uang sekolah. Bahkan, yayasan melakukan pemotongan uang sekolah. Yaitu untuk siswa TK sebanyak Rp 75 ribu, siswa SD sebanyak Rp 75 ribu, SMP sebanyak Rp 80 ribu dan SMA/SMK sebanyak Rp 100 ribu.
Kata dia, selain pemotongan uang sekolah, setiap tahun Yayasan SIM sudah mensubsidi biaya untuk murid sekitar Rp 4,3 miliar lebih per tahun. Diantaranya, membebaskan biasa sekolah siswa tidak mampu dan beasiswa.(nty)