Buku Praktik Baik Madrasah Versi Digital Gratis

Medan – Berbagi pengalaman melalui buku praktik yang baik, diyakini mampu meningkatkan mutu pendidikan dan keterampilan literasi di madrasah. Banyak pengalaman dari madrasah terbaik yang dapat dicontoh oleh madrasah lain yang tersebar di seluruh Indonesia.

”Karena itu kami sangat mengapresiasi penerbitan buku praktik yang baik untuk madrasah yang dilakukan oleh USAID Prioritas dan Kementerian Agama,” terang Koordinator Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara (Formalsu), Erix Hutasoit di Medan, kemarin.

Erix mengatakan pula, buku praktik baik ini akan didistrusikan keseluruh madarasah termasuk di Sumatera Utara. Selain itu versi digital buku ini, dapat diperoleh secara gratis

Jadi siapa saja yang tertarik, bisa mengakses buku ini dengan mudah dan tanpa biaya melalui versi digital,” tambahnya. Direktur Program USAID Prioritas Stuart Weston mengatakan, buku praktik baik yang diterbitkan meliputi pembelajaran, manajemen, budaya baca dan pelayanan khusus di madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs).

Buku ini berisi pengalaman para guru dan kepala madrasah dalam menerapkan pembelajaran berkelas dunia di madrasah. Di dalam buku ini ada banyak cerita praktik pembelajaran aktif yang diterapkan guru dan membuat siswa berpikir tingkat tinggi.

Seperti yang dilakukan Pak Akidin, guru matematika MTsN 2 Tangerang yang mengajak siswa kelas IX membuat miniatur madrasah dalam bentuk tiga dimensi untuk menerapkan konsep kesebangunan, perbandingan senilai, pengukuran, dan bangun ruang sisi datar.

Dari pembelajaran ini, siswa bisa belajar langsung menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari

Pengalaman manajemen MIN Pattiro Banggae, Takalar, Sulawesi Selatan, yang diulas dalam buku ini juga patut dicontoh.

Mereka menerapkan transparansi dan akuntabilitas anggaran, serta melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program madrasah. Cara tersebut memantik pesatnya kemajuan pembangunan dan prestasi madrasah.

Orang tua terlibat aktif dalam mendukung pengembangan madrasah. Sekarang madrasah ini menjadi pilihan favorit para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Ada juga cerita dari MIN Sumurrejo, Semarang, Jawa Tengah, yang mendirikan pondok baca sebagai pusat kendali program pembudayaan membaca setiap hari di madrasahnya.

Madrasah ini berupaya mem­bentuk ekosistem cinta membaca baik melalui keteladanan, komunitas, program pembiasaan, pembelajaran literasi, dan fasilitas membaca.

Orang tua juga difasilitasi layanan membaca dan diberikan pemahaman pentingnya membaca. Dampak dari program ini, kesenangan siswa membaca telah tumbuh baik.

Dalam satu semester ada siswa kelas IV, V, dan VI yang membaca lebih dari 100 buku. Seperti Rizki siswa kelas V yang telah membaca sebanyak 152 judul buku dan mendapat penghargaan dari madrasah.

“Buku praktik yang baik ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi kabupaten/kota, guru, kepala madrasah, dan praktisi untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah,” kata Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, Prof Dr Kamaruddin Amin dalam sambutannya pada buku tersebut.

(rel)

Close Ads X
Close Ads X