Tanaman Teh tidak Tahan Kekeringan

8d1a173ef1e220292403146889c2c565_fresh-green-tea-leaves-sunlight

DSCN0571

IMG_20140309_103510

jiunkpe-ns-s1-2009-42405077-13986-kebun_teh-extras17

kebun-teh-gambung

pemetik-teh

Picture 101395
Iklim adalah faktor yang paling berpe­ngaruh terhadap pertumbuhan teh, dan perlu mendapat perhatian seperti suhu udara, curah hujan, sinar matahari dan angin. Faktor iklim nantinya juga akan berkaitan dengan tinggi tempat. Sebagai tanaman yang berasal dari daerah subtropis, maka tanaman di Indonesia menghendaki udara yang sejuk. Suhu udara yang baik bagi tanaman teh ialah suhu harian yang berkisar, antara 13-25 derajat Celsius yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70 %. Tanaman teh akan berhenti pertumbuhannya bila suhu udara dibawah 13 derajat Celsius dan di atas 30 derajat Celsius serta kelembaban relatif (RH) kurang dari 70%.
Tanaman teh tidak tahan terhadap keke­ringan, sehingga hanya akan cocok ditanam pada daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Curah hujan yang baik untuk tanaman teh sebaiknya rata-rata sepuluh tahun terakhir menunjukkan bulan kemarau yang curah hujannya kurang dari 60 mm tidak lebih dari dua bulan serta tidak ada bulan yang sama sekali tidak hujan. Jumlah hujan tahunan sebaiknya tidak kurang dari 2000 mm.
Sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan teh, makin banyak sinar makin cepat pertumbuhan, sepanjang curah hujan mencukupi. Sinar matahari juga mempengaruhi suhu udara, semakin banyak sinar matahari makin tinggi suhu udara. Apabila suhu udara mencapai 30 derajat Celsius, maka pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Oleh karena itu, kebun-kebun di daerah rendah(400-800) perlu menanam tanaman pelindung tetap maupun tanaman pelindung sementara. Pohon pelindung berfungsi untuk penyaring dan pengurang intensitas cahaya matahari, sehingga udara menurun dan kelembaban relatif udara mening­kat. Selain itu pemberian mulsa yang di hamparkan pada permukaan tanah dengan jumlah yang cukup, yaitu sekitar 20 ton bahan segar per hektar, dapat menurunkan suhu tanah, yang dengan sendirinya menurunkan suhu udara di atasnya. Suhu tanah yang tinggi dapat merusak akar, terutama akar-akar yang berada di lapisan yang paling bagian atas.
Teh membutuhkan pohon pelindung. Fungsi pohon pelindung pada tanaman teh demikian besar, oleh karena itu pengelolaan pohon pelindung harus dilakukan sebaik-baik­nya, kapan pohon pelindung dipangkas dan kapan harus dibiarkan, disesuaikan dengan kebutuhan.
Angin berpengaruh terhadap pertumbuhan teh. Pada umumnya angin yang berasal dari dataran rendah membawa udara panas dan kering. Hal ini seringkali berpengaruh terhdadap pertumbuhan teh. Tiupan angin yang kencang terus-menerus selama 2-3 hari akan menyebabkan daun rontok. Angin dapat pula memengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pula terhadap penyebaran hama dan penyakit. Cara pencegahannya antara lain dengan menanam pohon penahan angin sepanjang batas atau sisi-sisi kebun yan biasa dilalui angin.
Perbanyakan Teh
Tanaman teh dapat diperbanyak secara generatif dengan biji maupun secara ve­getatif dengan setek daun. Secara generatif perbanyakan cara ini dengan menggunakan biji, sebagai persilangan antara pohon induk jantan dengan pohon induk betina. Secara vegetatif, setek daun teh bahan setek dapat diambil dari kebun induk. Ranting yang diambil sebaiknya telah mempunyai 10-12 helai dan ranting dipotong 10-15cm.
Daerah penyebaran Tanaman teh rerutama tumbuh didaerah diantara garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Teh juga tumbuh baik pada tanah yang mempunyai derajat keasaman (pH) antara 4,5-5,6. Jenis tanah yaitu tanah Latosol dan tanah Podzolik. Selain itu, teh tumbuh maksimal pada tanah yang mempunyai kedalaman efektif (effective depth) dan berstruktur re¬mah lebih dari 40 cm.
Suhu udara yang disukai tanaman teh berkisar antara 13°C-25°C. Cahaya matahari yang cerah dan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang 70%. Curah hujan rata-rata sepuluh tahun terakhir menunjukkan bulan kemarau curah hujannya kurang dari 60 mm.
Jumlah hujan tidak kurang dari 2.000 mm per tahun. Makin banyak sinar matahari makin cepat pertumbuhan, sepanjang curah hujan mencukupi. Sedangkan ketinggian yang cocok bagi tanaman teh, 800 – 2.000 m dari permukaan laut atau lebih.
Penanaman
Langkah-langkah dalam penanaman tanaman ini dilapangan adalah pembongkaran pohon dan pembebasan semak dan gulma, penggemburan tanah, pembuatan lubang tanam dan penentuan waktu tanam. Sedangkan jarak tanam, umumnya yang digunakan adalah empat persegi panjang, dengan jarak tanam 90 x 120 cm dan 70 x 100 cm. Dibawah ini terdapat tabel jarak tanam yang digunakan dengan jumlah kerapatan tanaman/ ha dan produksi pucuk dari tanaman teh asal setek yang berumur 2.5 tahun. Penyiangan Pengendalian gulma pada budidaya teh dapat dilakukan dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis dilakukan dengan cara mengorek dan mencangkul di sekitar tanaman. Metode ini sangat sesuai untuh pertanaman teh yang masih muda.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan herbisida hal ini umum dilakukan perkebunan-perkebunan teh. Pengendalian cara kimia ini lebih menguntungkan karena pemakaian tenaga kerja lebih sedikit, menghindari kerusakan akar teh muda dan mengurangi biaya pada periode berikutnya.
(int)

Close Ads X
Close Ads X