Potensi Hilirisasi Produk Daerah Sumut Masih Terbuka Lebar

Diskusi : Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Rully Indrawan (kanan-kiri), Sekdaprovsu, Sabrina dan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir saat berdiskusi Hilirisasi Produk Daerah dan Perdagangan Antardaerah di Sumatera Utara di Kantor Gubernur, Rabu (20/3).Netty

Medan | Jurnal Asia
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Sabrina menegaskan, potensi hilirisasi produk daerah Sumatera Utara masih terbuka lebar. Hal tersebut dikarenakan masih banyak ketersediaan produk hilirisasi di daerah ini.
                              
Menurutnya, optimisis tersebut karena ada sejumlah faktor pendukung yang dimiliki Sumatera Utara. Di mana, ada dukungan ketersediaan bahan secara lokal yang diolah antara lain, bahan baku dari pertanian, perkebunan, perikanan, sumber daya alam dan pariwisata.

“Masih banyak produk turunan dari produk unggulan daerah yang belum dikembangkan. Dan yang juga penting, infrastruktur pendukung yang berkembang pesat,” katanya di Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk “Hilirisasi Produk Daerah dan Perdagangan Antardaerah di Sumatera Utara” di Kantor Gubernur, Rabu (20/3).

Disebutkan Sabrina, Pemprov Sumut mengklasifikasikan produk unggulan berdasarkan empat wilayah. Yakni wilayah pantai timur, pantai barat, dataran tinggi, dan Kepulauan Nias.

Di wilayah pantai timur, Sabrina mengatakan, ada lima potensi utama. Pertama, industri pengolahan perikanan. Kedua, industri pengolahan pertanian dan perkebunan. Ketiga, industri pengolahan manufaktur. Keempat, pariwisata mangrove dan kelima, perdagangan dan jasa.

Di kawasan tersebut, saat ini ada lima infrastruktur pendukung, yakni Bandara Kuala Namu, KEK Sei Mangkei, Kl Kuala Tanjung, akses tol, jalur kereta api, dan pelabuhan.

Sementara itu di wilayah pantai barat, potensi utama adalah industri pengolahan perikanan, industri pengolahan perkebunan, energi dan kelistrikan, pariwisata bahari, serta perdagangan dan jasa. Dan dukungan infrastruktur di kawasan itu teridentifikasi adanya Pelabuhan Sibolga, Bandara FL Tobing dan Aek Gondang, PLTP Sarulla, akses konektivitas jalan, dan Pelabuhan Palimbungan Ketek.

Kemudian di wilayah dataran tinggi, Sabrina mengatakan, terdapat potensi utama di bidang pertanian dan holtikultura, perkebunan kopi, energi dan kelistrikan, pariwisata alam, serta perdagangan dan jasa . Di mana untuk mendukung itu, sambung dia, ada infrastruktur Bandara Silangit, Pelabuhan/Dermaga Kawasan Danau Toba, PLTP Sibayak, akses konektivitas jalan, dan akomodasi wisata.

Kawasan terakhir, Sabrina mengatakan, adalah Kepulauan Nias. Di sana, ada lima potensi utama yaitu pariwisata bahari, pariwisata budaya, sentra produk kelapa, pusat pengolahan perikanan, serta perdagangan dan jasa.

Potensi tersebut, didukung oleh infrastruktur Bandara Binaka, Pelabuhan Gunung Sitoli dan Teluk Dalam, pelabuhan di pulau-pulau kecil, akses konektivitas jalan lingkar pulau, dan Bandara Pulau Tello.

Secara umum, produk unggulan Sumut adalah CPO, industri karet, kayu dan produk kayu, industri kakao dan coklat, industri kopi, industri hasil laut, industri barang alumunium, serta industri kecil menengah.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Keuangan, Iskandar Simorangkir mengatakan, hilirisasi perdagang di pulau Sumatera berjalan dengan baik hingga saat ini. Arus dagang yang masuk sekitar 84 persen dan arus dagang yang keluar sebanyak 82 persen.

Menurutnya, hilirisasi bisa berjalan baik jika infrastruktur seperti tol ataupun pelabuhan terus digenjot pembangunannya sehingga input dan out put berjalan lancar.

“Dengan adanya pembangunan infrastruktur maka akan tersambung pusat-pusat hilirisasi. Memang, perdagangan antardaerah di Sumut telah berjalan, namun masih bisa ditingkatkan lagi,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X