Perang Dagang Tiongkok-AS Ganggu Ekspor Karet Sumut

Medan | Jurnal Asia

Perang dagang yang terjadi antara negara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) tidak hanya berimbas kepada nilai mata uang dunia ataupun Rupiah. Namun juga berefek terhadap penurunan ekspor salah satu komoditas unggulan asal Sumatera Utara (Sumut) yakni karet.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Peru­sahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Su­mut, Edy Irwansyah mengatakan, penu­runan ekspor karet Sumut dikarenakan pen­uru­nan permintaan dari negara konsumen.

Selain itu juga disebabkan perang dagang antara Tiongkok dan AS. Gapkindo mencatat, total ekspor karet Sumut periode Januari hingga Agustus 2018 mencapai 307.518 ton. Sementara di periode Januari hingga Agustus 2017 lebih tinggi atau sekitar 340.846 ton.

“Ada penurunan ekspor sebesar 33.328 ton atau sebesar 9,78 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017,” katanya, Senin (17/9).

Begitu juga dengan ekspor bulanan juga mengalami penurunan. Di mana volume ekspor Agustus menurun 1.471 ton atau sekitar 3,55 persen menjadi 40.018 dari bulan Juli sebesar 41.189 ton.

Edy menyebutkan, permintaan yang menurun merupakan dampak pere­konomian yang masih terganggu secara global. Permintaan karet yang turun termasuk dari negara pengimpor utama seperti Republik Rakyat Tiongkok atau RRT.

“Penurunan permintaan dari RRT antara lain dampak adanya perang dagang RRT dan Amerika Serikat (AS). Akibat permintaan yang melemah, harga ekspor karet juga masih tren melemah sehingga di pasar lokal juga rendah.
(netty|swm)

Close Ads X
Close Ads X