Nasabah Bantu Bank Gagal

Brussels | Jurnal Asia Uni Eropa sepakat untuk memaksa investor dan pemilik dana besar di perbankan untuk ikut menanggung, bila bank mengalami kegagalan di masa depan. Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan para menteri keuangan dari 27 negara Uni Eropa.

Hal ini menjadi cetak biru untuk penyelamatan bank gagal. Dalam kesepakatan tersebut mengatur para pemegang saham, pemegang obligasi dan deposan yang memiliki dana lebih dari 100 ribu euro atau senilai dengan US$132 ribu harus berbagi beban dalam menyelamatkan bank sakit.

Para pemimpin Uni Eropa berharap dengan kesepakatan tersebut dapat untuk mengatasi krisis keuangan yang telah terjadi sejak 2007 silam.

“Untuk pertama kalinya kami sepakat dengan bail-in untuk melindungi pembayar pajak,” papar Menteri Keuangan (Menkeu) Belanda, Jeroen Dijsselbloem, usai pertemuan di Brussels Belgia, beberapa waktu lalu. Ia mendukung pemegang saham dan pemegang obligasi harus menanggung biaya restrukturisasi pertama.

Namun, setiap negara dapat mengatur mekanisme pembagian kerugian bank gagal untuk para deposan. Tujuannya untuk menghindari turunnya kepercayaan para deposan. “Kesepakatan mereka mempengaruhi para penabung Jerman, juga memengaruhi investor lain di dunia,” ujar Menkeu Jerman, Woltgang Schaeuble, menambahkan.

Sekadar informasi, wajib pajak di sebagian besar negara Eropa harus membayar serangkaian biaya penyelamatan bank. Ini merupakan kebijakan yang sangat tidak populer sejak krisis keuangan menyebar ke seluruh Uni Eropa. Pihak Uni Eropa telah menghabiskan dana sepertiga dari produk perekonomian mereka untuk menyelamatkan bank dalam periode 2008 hingga 2011.

Caranya dengan menggunakan dana penerimaan pajak untuk menyelamatkan krisis. Hal ini terjadi saat penyelamatan krisis di Irlandia yang terancam bangkrut. Publik Uni Eropa tetap menyayangkan kinerja para bankir yang dengan mudah mengucurkan kredit properti sehingga memicu gelembung ekonomi.

Kondisi ini terjadi di Irlandia dan Spanyol yang menyebar ke seluruh kawasan tersebut. Parahnya hingga saaat ini belum juga terselesaikan. Namun, dengan keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) mengambilalih pengawasan bank sejak akhir tahun depan, diharapkan hal itu dapat mengurangi titik kelemahan perbankan Uni Eropa. (Ini/Okz)

Close Ads X
Close Ads X