Meski Stabil, Waspadai Potensi Kenaikan Harga di Akhir Desember

 

Gubsu Edy Rahmayadi tinjau harga di pusat pasar Medan.Ist

Medan | Jurnal Asia
Harga bahan pokok di pasar tradisional Medan pada awal Desember ini terpantau normal. Begitupun, hal ini harus diwaspadai sebab ada potensi kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru.

Pada inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok relatif stabil, meski ada beberapa komoditas harganya naik dan ada juga yang turun.

Untuk harga ayam ras Rp32.000 per kg, telur Rp1.400per butir. Bawang merah yang sebelumnya Rp25.000 per kg menjadi Rp30.000/kg dan tomat Rp8.000 per kg. Sedangkan gula pasir naik dari Rp12.000/kg menjadi Rp13.000/kg

Bawang putih yang biasanya rerata Rp35.000 per kg menjadi Rp28.000 per kg, cabai merah yang sebelumnya Rp30.000 per kg menjadi Rp24.000 per kg. Cabai rawit yang sebelumnya Rp30.000 per kg menjadi Rp25.000 per kg, sedangkan daging sapi stabil di harga Rp110.000 per kg.

Ketua Tim Pemantau Harga di Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, meski harga sejumlah komoditas dinilai wajar namun waspada potensi kenaikan harga. Ia mengimbau kepada semua pihak untuk tidak membesarkan masalah potensi kenaikan harga selama bulan Desember ini.

“Karena saya menilai potensi kenaikan harga tersebut pada dasarnya tidak ada. Yang ada hanya ketidakseimbangan pasar saja yang mengakibatkan sisi permintaan maupun pneawaran menjadi timpang,” katanya di Medan, Kamis (5/12/2019).

Sebagai contoh, kata dia, masyarakat kerap menilai bahwa disaat libur panjang, harga daging sapi selalu mengalami kenaikan. Padahal kenaikan ini lebih diakibatkan oleh berubahnya pola konsumsi masyarakat.

Selain itu, potensi kenaikan harga juga memang kerap terjadi disaat libur panjang. Terkadang tidak sepenuhnya ada permainan harga tetapi terjadi ketimpangan antara pasokan dan permintaan.

Saat libur panjang tidak semua pedagang ada di pasar dan tidak semua petani iturun ke ladang dan memanen tanamannya, dan tidak semua distributor ada di pasar. Di saat natal, umat kristiani akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan saat tahun baru banyak masyarakat yang berlibur.

Sehingga, kata dia, ketidakseimbangan pasar ini membuat pedagang yang berjualan di pasar memanfaatkan momen tersebut untuk meraup keuntungan.

“Dalam kacamata saya, ketidakseimbangan persediaan dan permintaan tersebut yang memicu kenaikan harga terbilang wajar. Walaupun tetap harus kita awasi dan dibatasi toleransi kenaikan harganya dan memang tidak akan bertahan lama kenaikan tersebut,” ucapnya.

Secara keseluruhan Desember ini Sumut masih akan terjaga kestabilan harganya. Bahkan berpeluang merealisasikan deflasi. Walaupun pada dasarnya realisasi inflasi tahun berjalan di Sumut sudah sesuai sasaran Bank Indonesia Medan sebesar 3.5% plus minus 1%.

Dengan realisasi inflasi Sumut yang saat ini di 2.5% Year To Date (YTD), maka pada dasarnya realisasi inflasi Sumut sudah di batas bawah sasaran Bank Indonesia. Padahal SUMUT sebelumnya sempat terpuruk saat inflasinya naik di atas 5%-an.(nty)

Close Ads X
Close Ads X