Mengenal Potensi Ikan Betok

Anabas_testu_060702_2573_jtgno_ed_resize

AnabasTestudSEAFDECAQDFlickr

betok_zps8eda5f2b

gb79

unnamed
Selain itu, ikan betok memiliki kemampuan bertahan hidup manakala terjadi kekeringan dan ikan ini juga dapat bertahan hidup di daratan yakni dapat bertahan di daratan tanpa air lebih dari 12 jam. Oleh karenanya betok mampu bertahan dalam kondisi perairan rawa dengan kandungan oksigen terlarut dan pH yang rendah (asam). Betok juga memiliki kemampuan merayap di daratan dengan menggunakan tutup insangnya yang dapat dimegarkan dan dapat berlaku semacam kaki yang dapat berjalan.

Secara morfologi ikan betok memiliki ukuran tubuh kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.

Berdasarkan analisis kebiasaan makanan diketahui bahwa ikan betok mengkonsumsi delapan kelompok makanan yaitu insekta, ikan, crustasea, serasah, Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan organisme yang tidak teridentifikasi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ikan betok merupakan ikan omnivora dengan makanan utamanya adalah insekta. Hasil analisis luas relung dan tumpan tindih relung makanan menunjukkan bahwa ikan betok jantan lebih generalis dibandingkan dengan ikan betina sehingga persaingan terhadap makanan lebih potensial terjadi pada ikan betok betina

Habitat//
Ikan betok banyak ditemui di perairan Indonesia. Biasanya ikan ini di alam dapat dijumpai di perairan berawa, sawah irigasi, sungai dan parit-parit. Ikan ini menyebar luas di perairan tawar Indonesia terutama di daerah Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ikan betok sendiri terdiri dari dua jenis yaitu jenis betok hijau dan betok kuning.

Ikan betok yang menyebar luas ini menyebabkan banyaknya nama lain berdasarkan daerahnya. Di Kalimantan terutama di daerah Banjar, dan pesisir Kalimantan Tengah menyebut ikan ini dengan nama ikan papuyu. Terdapat pula sebagian masyarakat yang menyebutnya dengan nama wadi papuyu. Sementara orang jawa mengenalnya dengan nama betok atau bethik. Dalam bahasa inggrid ikan ini dikenal dengan nama climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya yang dapat memanjat ke daratan.

Menjanjikan//
Ikan betok sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Harga pasaran ikan betook berada dikisaran yang cukup mahal yakni 20.000 – 40.000 per kilogramnya. Pemenuhan permintaan pasar akan ikan betook masih banyak mengandalkan dari alam. Melihat potensi pasarnya yang masih terbuka dan tidak mungkin terus mengandalkan hasil alam untuk pemenuhan pasar, tentu pembudidayaan adalah salah satu solusinya.

Proses pembudidayaan ikan betok tidaklah sulit karena ikan betok sebenarnya termasuk ikan pemakan segalanya atau omnivore dan kemampuannya yang dapat bertahan lama tanpa oksigen tidak seperti ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila dan lain-lain.

Budidaya ikan betok sendiri telah berhasil dikembangkan oleh Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Pengembangan budidaya ikan betook telah dimulai sejak tahun 1997 yang meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran di Kolam. Ikan betok yang sangat baik untuk dibudidayakan adalah jenis betook hijau. Perkembangan berat tubuhnya dapat mencapai 200 gram.

Berikut ini adalah salah satu metode proses pembudidayaan ikan betok mulai dari pembenihan sampai dengan pembesaran menggunakan wadah kolam, yaitu sebagai berikut :
Pembenihan//
Induk hasil domestikasi dipelihara terpisah jantan dan betina dalam kolam permanen 1 x 1,5 x 1 m dengan ketinggian air 0,5 m dan kepadatan ikan 100 – 150 ekor per bak. Ukuran induk betina biasanya lebih besar dari induk jantan, sekitar 100 – 200 gram/ekor, sementara induk jantan 50 – 70 gram/ekor. Setiap hari induk diberi pakan pelet 3 – 5 % dari berat total populasi ikan dengan frekuensi pemberian 1 kali pada pagi hari. Setiap bulan sekali dilakukan pergantian air sebanyak 100 % dan pengamatan kematangan induk yang siap dipijahkan. Selama musim penghujan (Oktober – April) induk ikan papuyu betina mencapai kematangan gonad atau dapat dipijahkan kembali 2 bulan setelah induk tersebut dipijahkan.

Tahapan berikutnya adalah seleksi induk dan pemijahan (kawin). Pemijahan memanfaatkan hormon ovaprim untuk merangsang induk ikan agar cepat memijah. Dosis ovaprim 0,5 ml/kg berat induk, yang disuntikkan di bagian punggung induk jantan dan betina pada sore hari. Usai penyuntikan, induk jantan dan betina dicampur dalam satu akuarium dengan perbandingan 4 : 1.

Induk tersebut akan memijah dengan sendirinya pada tengah malam. Setelah memijah sekitar 3 – 4 jam, induk dipindahkan ke kolam induk dan telur ikan ditetaskan dalam akuarium. Induk dengan berat 100 gram mampu menghasilkan telur 36 ribu butir. Derajat pembuahan (fertilisasi) telur mencapai 90%. Telur papuyu akan menetas dalam waktu 20 – 24 jam pada suhu 26 – 28 derajat Celcius dengan derajat penetasan (hatching rate) mencapai 90%.

Larva papuyu yang baru menetas dipelihara di akuarium selama 3 hari tanpa diberi pakan tambahan. Setelah 3 hari, larva dipindahkan ke kolam pendederan yang telah disiapkan sebelumnya. (int)

Close Ads X
Close Ads X