Hindarkan Pola Konsumtif!

Medan | Jurnal Asia Pemerintah dan  Bank Indonesia (BI) diharapkan  dapat  menggiring masyarakat untuk tidak menganut pola konsumtif. Pasalnya, kenaikan BI rate menjadi enam persen ini akan membuat sejumlah masyarakat enggan meminjam uang ke bank.

“Otomatis perbankan juga akan menaikkan bunga kredit pinjaman. Dengan naiknya suku bunga pinjaman bisa saja ada keengganan masyarakat untuk ke bank,” ujar Pengamat Ekonomi Unimed, M Ishak, kepada Jurnal Asia di Medan, Kamis (27/6).

Ia mengakui, kenaikan bunga pinjaman berdampak kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UMKM) dan pelaku usaha skala besar karena akan meminimalisir keuntungan. Ishak menyarankan pihak perbankan membuat program bisnis yang dikhususkan untuk pelaku usaha kecil.

“Kita berharap tidak semua perbankan akan menaikkan suku bunga pinjaman. Bisa saja perbankan lebih rela marginnya jadi kecil ketimbang menaikkan bunga kredit,” tuturnya.

Secara terpisah, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah IX Sumut-Aceh, Hari Utomo, mengimbau agar  perbankan agar tidak menaikkan bunga kredit begitu tinggi. Sebab, hal itu akan merugikan bank itu sendiri.

“Kalaupun mau naikkan ya silahkan, tapi saya harap jangan terlalu tinggi. Sepengetahuan saya ada yang mau naikkan, tapi masih dalam pembahasan, belum tahu berapa nilai pastinya,” sebutnya. Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, menyatakan, ada beberapa bank yang sudah menaikkan suku bunga.

BI menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen setelah bertahan di posisi 5,75% selama 16 bulan. Namun, ada juga beberapa bank yang justru menahan suku bunga kredit, untuk mencegah nasabah kabur. “Ada yang diam dalam rangka menjaga pangsa  pasarnya itu dengan tidak menaikan,” tegasnya. (Suhardiman)

Close Ads X
Close Ads X