Ekonomi Hongkong Dapat Ancaman dari AS, Rupiah dan IHSG Tetap Menghijau

Ilustrasi IHSG dan Rupiah berada di zona hijau.Ist

 

Medan | Jurnal Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melawan arus kinerja indeks bursa global. Di mana IHSG mengalami
penguatan disaat sejumlah bursa global justru tertekan.

IHSG mampu ditutup di atas level psikologis 5.000 atau naik 1.7% di level 5.073,16. Kinerja IHSG yang membaik tersebut juga terjadi ditengah rilis indeks penjualan rill yang turun 20.6% secara tahunan (YoY) di bulan Mei dan Juni angkanya masih negatif 16.9% secara YoY.

Sementara itu, mata uang rupiah ditutup mengalami penguatan di level 14.410 per US Dolar.

Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, kinerja mata uang Rupiah yang menguat tersebut terjadi saat Bank Sentral AS atau The FED di proyeksikan akan tetap menggelontorkan stimulus dalam waktu dekat nanti. Banjir likuiditas US Dolar akan memicu pelemahan mata uang US Dolar itu sendiri.

Baca Juga : IHSG Tetap Naik Meski WHO Mewanti-wanti Angka Kematian Covid-19 Bertambah

“Akan tetapi, membaiknya kinerja pasar keuangan pada hari ini tidak sepenuhnya bisa menjamin adanya dorongan kuat bagi pasar keuangan untuk melanjutkan tren penguatan,” katanya, Rabu (8/7/2020).

Kondisi fundamental ekonomi masih belum sepenuhnya kuat karena masih rapuh. Penyebaran corona serta rilis pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan buruk menjadi penghambat kinerja pasar keuangan nantinya.

Di sisi lain, lanjutnya, rencana AS yang akan melemahkan nilai patokan Hong Kong Dolar menjadi kabar yang kurang baik bagi pasar keuangan di Asia. AS yang belakangan sangat risau dengan kebijakan security law oleh China di Hongkong membuat sejumlah manuver untuk menekan China.

“Salah satu kemungkinan yang berkembang adalah adanya potensi perbankan Hong Kong yang akan dipersulit dalam membeli mata uang US dolar,” tandasnya.(nty)

 

 

Close Ads X
Close Ads X