Dampak Covid-19 akan Terasa di Triwulan II 2020

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.Netty

 

Medan | Jurnal Asia
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 4,65% di triwulan I 2020 jika dibandingkan triwulan I 2019 dinilai masih sesuai harapan. Bahkan masih di atas perkiraan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut yang ditetapkan di angka 4,55%.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, perlambatan perekonomian Sumut sebagai dampak dari Covid-19 memang sudah diperkirakan. Tetapi penurunan terbesar baru akan terjadi di triwulan II 2020.

Selanjutnya, akan terus recover (pemulihan) di triwulan III dan IV. Dengan asumsi bahwa pandemi Covid-19 ini sudah bisa di atasi di triwulan II dan mulai menghilang pada triwulan III dan seterusnya.

Jika dilihat dari komponen pendukung, kata dia, maka ekspor barang dan jasa yang mengalami penurunan cukup besar agak di luar dugaan. Karena jika dilihat berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor pada bulan Februari masih naik sementara Maret turun.

“Hal ini mengindikasikan bahwa ekspor Sumut antar daerah mengalami penurunan yang cukup besar. Demikian halnya juga di sisi impornya,” katanya, Jumat (8/5/2020).

Dengan kondisi ini, maka perekonomian Sumut di masa mendatang menurut Wiwiek akan mendapatkan tekanan yang sangat besar, sejalan dengan dampak pandemi Covid-19.

“Semua komponen akan terkena, kecuali konsumsi pemerintah yang diperkirakan masih akan positif,” ucapnya.

Kondisi ini sudah terlihat sejak April lalu, di mana sudah jelas ada di PHK, hotel banyak yang tutup, pekerja migran banyak yang kembali dan kemungkinan tidak bisa kembali ke Malaysia.

“Ada info yang kami dapat kalau beberapa korporasi di Sumut juga menurun penjualan dan produksinya. Yang naik hanya penggunaan IT dan telekomunikasi dan konsumsi listrik rumah tangga,” sambungnya.

Ditambahkannya, keadaan ini nantinya akan mendorong perekonomian Sumut hanya mampu bertumbuh di kisaran 1 persen pada triwulan ke II dan ke III.

“Sebelum akan meningkat dan recover lebih cepat dan tinggi lagi pada triwulan ke IV,” tutupnya.(nty)

 

Close Ads X
Close Ads X