Jelajah Wisata Alam Samosir

Oleh: Edwin Simbolon SH, Wartawan Jurnal Asia
Samosir negeri indah kepingan surga. Itulah julukan yang dikumandangkan dalam pengembangan pariwisata Samosir. Julukan tersebut tidak berlebihan. Alamnya yang indah membuat mata kagum saat memandangnya. Selain pemandangan indah, keunikan alam dan budaya batak dapat ditemui di Samosir. Panorama alamnya yang indah dan sejuk serta kondisi geografisnya yang berbukit-bukit menantang setiap orang yang mengunjunginya. Bagi Anda yang tertantang untuk datang ke Samosir, tidaklah perlu ragu. Berkunjung ke tanah leluhur orang Batak, Anda akan disambut baik oleh masyarakat. Satu kata kunci, bila Anda menyapa orang Batak dengan ucapkan “Horas” maka akan terjalin komunikasi yang ramah.

Tidak sulit menuju Samosir. Banyak jalur yang bisa ditempuh. Bila Anda datang melalui Bandara Kuala Namu dapat menempuh jalur Medan-Berastagi-Tele. Alternatif lain, melewati jalur Kuala Namu-Serdang Bedagai-Tebing Tinggi-Siantar-Ajibata. Dari Ajibata menempuh jalur danau menggunakan perahu dan ferry. Sementara dari Tele transportasi yang dapat digunakan yaitu Sampri, Merpati Taxi, Pos Roha Taxi. Selain itu ada juga jalur danau dengan kapal maupun Ferry dari Balige-Onan Runggu dan Muara-Nainggolan. Bila ingin bermalam tak perlu khawatir. Berbagai fasilitas akomodasi perhotelan juga ada di Samosir.

Jelajah Samosir
Berwisata sambil jelajah alam Samosir sangat cocok untuk menghabiskan liburan. Mengelilingi Pulau Samosir merupakan salah satu cara berwisata yang pas untuk yang gemar menjelajahi keindahan alam. Dari jalur darat, akan terlihat jelas keindahan dan panorama alamnya dari titik-titik tertinggi Samosir. Dari Menara Pandang Tele akan terlihat jelas kondisi Pulau Samosir dan pusat Kota Pangururan. Sepanjang perjalanan dari Tele ke Pangururan Anda dapat berkendara sambil menikmati panorama alam Samosir.

Menggunakan mobil bersama keluarga akan terasa nyaman. Dengan laju kendaraan santai, mengelilingi Pulau Samosir dapat ditempuh dalam waktu 6 jam. Sebelum sampai ke Kota Pangururan ada baiknya Anda mengunjungi terlebih dahulu berbagai situs budaya dan sejarah yang masih sakral yang terdapat di Gunung Pusuk Buhit.

Gunung Pusuk Buhit bagi masyarakat Batak masih sakral dan dipercaya merupakan asal muasal turunnya nenek moyang suku Batak yang membangun perkampungan di Sigulatti. Di sekeliling Pusuk Buhit, terdapat berbagai situs budaya di antaranya situs Batu Hobon patung si Raja Batak, Batu Cawan, Kolam Permandian Raja Batak di Pinggang Pusuk Buhit dan Air Tujuh Rasa.

Masing-masing situs tersebut mempunyai sejarah tersendiri dan masih sakral bagi masyarakat Batak. Misalnya situs Batu Sawan, batu besar berbentuk cawan yang menampung air ini tidak pernah kering. Air yang rasanya seperti jeruk purut tersebut dipercaya mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan duniawi. Bukan hanya wisatawan domestik yang mengunjunginya, wisatawan mancanegara juga kerap berwisata ke tempat tersebut. Para pengunjung bisa menikmati air batu cawan dengan mandi di bak mandi yang telah disediakan. Badan akan terasa segar seusai bermandikan air yang lumayan dingin dan segar.

Berkeliling seputaran ring road Pusuk Buhit membuat mata enggan berkedip. Hamparan Danau Toba terlihat jelas, apalagi memandang ke arah Pulau Tulas dengan airnya yang biru dan tenang. Sebelum berpetualang ada baiknya menikmati makanan khas Batak dulu. Berangkat dari pusat kota Pangururan menuju arah selatan akan melewati berbagai tempat wisata. Bergerak sekitar 6 km dari pusat kota, Anda akan sampai di suatu lokasi yang menyediakan makanan khas Batak, seperti ayam panggang dan ‘naniura’ yaitu Sappean di Desa Rianiate Kecamatan Pangururan.

Terdapat dua rumah makan di daerah itu yaitu Istana Rasa dan Sappean Nauli dengan panorama Danau Toba dengan latar belakang Desa Sihotang. Di tempat ini Anda dapat bersantai seraya menunggu hidangan panggang ayam, ikan jahir tombur dan naniura. Cukup hanya dalam waktu satu jam, makanan akan tersedia.

Legenda Batu Guru
Selanjutnya pergerakan menuju Kecamatan Nainggolan terdapat sebuah batu besar yang dinamakan Batu Guru. Lokasinya berada di Desa Pangaloan-Kecamatan Nainggolan tepat di tepi pantai, merupakan sebuah batu yang mempunyai keunikan dan sejarah. Batu besar yang tidak bertumpu pada dasar danau ini kerap dikunjungi wisatawan. Legenda Batu Guru dikenal sebagai simbol nyata filsafat suku Batak Toba Samosir “Dalihan Na Tolu” memiliki usia ribuan tahun.

Batu Guru memiliki sejarah panjang. Dikisahkan, terbentuk dari kerbau raksasa yang jatuh ke Danau Toba dari daerah pegunungan. Letaknya yang cukup strategis berada di tepi pantai juga mudah dijangkau melalui perjalanan darat yang hanya sekitar 50 meter dari Jalan Provinsi-Lintas Samosir. Batu ini mengisahkan kejayaan orang Batak Toba yang berdomisili di seputaran Kecamatan Nainggolan.

Ada pun kisah Legenda Batu Guru yang menurut penuturan warga setempat adalah batu yang terjadi akibat suatu pertarungan antara raja-raja sehingga dari hasil pertarungan terjadilah dua buah batu besar yang bertikai, dimana salah satu batu berada di darat atas perkampungan dan satu lagi berada di daerah tepi pantai Danau Toba dengan ukuran yang cukup besar.

Batu Guru ini berdiameter ± 5 meter dengan ketinggian dari permukaan air ± 5 meter dan kedalam airnya sekitar 3 meter. Batu ini letaknya tidak mengena secara langsung ke dasar danau melainkan ditopang oleh tiga buah batu berukuran sedang sehingga dengan kekokohan ketiga buah batu yang menopang Batu Guru tersebut. Dipastikan kita dapat menyelam meyeberangi batu dari sisi satu ke sisi lain batu tersebut dan sesuai dengan beberapa filsafat orang Batak, keberadaan serta susunan Batu Guru yang ditopang oleh tiga buah batu berukuran sedang, diyakini Batu Guru menjadi lambang nyata filsafat orang Batak yang menyebutkan “Dalihan Na Tolu” yang terdiri dari Somba Mar Hula-hula, Elek Marboru dan Manat Mardongan Tubu.

Danau di Atas Danau
Selanjutnya jelajah wisata alam menuju arah ke Kecamatan Onan Runggu di Selatan Pulau Samosir. Di daerah ini akan terlihat hijau padi pada musim tanam. Keindahan panorama alam Danau Toba akan mengiringi perjalanan hingga ke Huta Hotang. Berada di Huta Hotang, akan lebih terlihat jelas panorama alam Danau Toba, berbagai sudut pandang sangat cocok untuk diabadikan.

Mengunjungi Samosir tidak puas hanya melihat saja, siapkan sebuah kamera untuk mengabadikan alamnya dan diri Anda, bidikan kamera akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan bila ingat daerah Samosir.

Berada di atas puncak Pulau Samosir suasana iklim akan terasa beda, dingin tetapi kesejukan alamnya terasa. Berbagai tempat santai untuk beristrahat juga telah dibangun sepanjang huta hotang hingga ke Desa Tanjungan. Berkendara dan beristirahat akan membuat waktu tidak terasa lama. Sepanjang perjalanan akan ditemui berbagai usaha mikro masyarakat yang menyediakan makanan dan minuman.

Tegur sapa masyarakatnya yang ramah akan melayani setiap pengunjung. Sebelum turun dari Desa Tanjungan, jangan lupa untuk menyempatkan waktu melihat danau di atas danau yaitu, Aek Natonang (air yang tenang). Danau yang berada di atas Danau Toba ini menawarkan pemandangan yang indah. Airnya yang selalu tenang, akan membuat hati damai dan tenang.

Jika ingin makan siang dan istirahat bersama keluarga di sekitar pinggiran Aek Natonang ada baiknya membawa bekal makan siang sekaligus menikmati keindahan pemandangan dihembus angin sepoi-sepoi yang segar alami.

Perjalanan kurang lebih setengah jam menuju Desa Tanjungan terdapat sebuah air terjun kecil, Batu Marhosa. Batu Marhosa (batu bernafas) ini tidak pernah kering, berada di lokasi ini akan terdengar suara gemercik air terjunnya dan apabila semakin ditelisik menyerupai suara nafas manusia. Itulah sebabnya air terjun kecil ini disebut Batu Marhosa. Menurut penuturan warga setempat bahwa airnya juga dianggap suci dan sering diambil untuk mengobati penyakit.

Menantang Adrenalin
Menuju Tomok, jalan yang berkelok-kelok membutuhkan konsentrasi yang menantang sedikit adrenalin, namun tak perlu takut, jalannya sudah tergolong bagus dan mulus. Sudut pandang yang berbeda akan terlihat. Semenanjung Tuk-tuk Siadong akan terlihat jelas, daratannya yang menjorok ke danau terlihat indah dihiasi dengan bangunan-bangunan hotel yang megah. Lalu lalang kapal yang mengantar penumpang turut menghiasi alam Danau Toba.

Perjalanan akan semakin seru, sesampainya di Tomok Kecamatan Simanindo akan dijumpai berbagai situs budaya Batak, seperti halnya makam Raja Sidabutar, Sigale-gale.
Tomok merupakan pusat perbelanjaan souvenir. Tersedia berbagai jenis pakaian, ukiran, hingga miniatur rumah adat batak. Jangan ketinggalan untuk membawa beberapa buah souvenir khas Samosir. Seiring dengan perjalan di lokasi wisatawan terpadat ini, kita melanjutkan arah perjalanan ke Desa Tuktuk, akan terlihat berbagai jenis perhotelan dengan pelataran yang menarik, tempat berjemur dan berenang. Di tempat ini biasanya para wisatawan menghabiskan waktu setelah berpetualang menikmati alam Samosir. Fasilitas kamar, jenis makanan dalam dan luar negeri tersedia.

Melewati Desa Siallagan, situs budaya Batu Kursi (batu persidangan) menjadi ikon yang menarik. Sejarah dan atraksi manortor ada di tempat ini, para guide yang profesional akan memandu dan menjelaskan sejarah Batu Kursi. Yang lebih menariknya lagi, para pengunjung akan diajari cara manortor dengan menggunakan Ulos Batak. Sehingga akan dirasakan dan menyatu dengan Budaya Tor-tor Batak. Batu Kursi tersebut terbuat dari batu yang berumur puluhan ribu tahun lalu, dengan keahlian para nenek moyang. Konon katanya, batu kursi tersebut digunakan untuk sidang para pelanggar norma-norma adat dan penjatuhan hukuman hingga pemenggalan kepala oleh para algojo.

Museum Huta Bolon, menyajikan berbagai jenis barang-barang kuno yang digunakan para nenek moyang Batak. Menyaksikan tortor Sigale-gale salah satu daya tarik di tempat ini. Ada juga peragaan manortor dengan Lahatan Horbo di tengah halaman perkampungan Museum Huta Bolon.

Wahana Air
Setelah menikmati berbagai situs sejarah dan berbelanja souvenir ada baiknya Anda sebagai penikmat alam wisata mencoba lokasi wahana air di Parbaba Kecamatan Pangururan. Bagi Anda yang senang dengan suasana pantai, Pasir Putih Parbaba dan Pantai Indah Situngkir menyediakan berbagai fasilitas permainan seperti, Banana Boat, Jetsky, Sepeda Air, Kano dan Ban untuk berenang. Kedua pantai yang bersebelahan ini kerap dikunjungi wisatawan bersama keluarga saat-saat liburan. Tepat di Pantai Pasir Putih tersedia fasilitas hotel yaitu Raja Hotel, menyediakan fasilitas penginapan dan restoran. Tenda-tenda yang didirikan para pengusaha menambah suasana santai. Dengan merogoh uang sekitar Rp20 ribu-an, kita akan mendapat sehelai tikar untuk merebahkan diri sekaligus tempat beristirahat usai berenang.

Bermain di pasir dan berenang tujuan utama para pengunjung. Sediakan baju ganti bila mengunjungi pasir putih ini. Di toko sekitar pantai juga disediakan pakaian renang dengan harga terjang­kau, akan terasa kurang puas bila tak berenang di pantai yang landai ini. Sekitar 50 meter ke arah danau ma­sih landai. Banana Boat dengan tarif Rp150 ribu dapat mengangkut hingga 5 orang penumpang, dilengkapi dengan pelampung akan memberikan kenyamanan bagi penumpangnya.

Ketika bergerak kencang dan membelok, kadang membuat penumpang terjatuh dan tercebur ke air, di situ jugalah kenikmatan saat menaiki Banana Boat di air tawar yang segar. Di Pantai Pasir Putih kerap dijadikan untuk berkemah oleh kaum kawula muda. Wisata rohani dari berbagai agama juga sering dilakukan di sekitar pantai, kebebasan dan kenyamanan selalu dipelihara oleh pengusaha dan penduduk setempat.

Sekitar 5 kilometer menuju kota Pangururan, tepatnya di simpang 4 Gapura Kota Pangururan Anda da­pat menuju ke arah kanan lokasi jem­batan Tano Ponggol dan ke kanan lagi, pengunjung dapat bergerak ke pe­mandian air panas (Hotspring) sekitar 1 km. Setelah penat menjelajahi alam Samosir, saat nya berendam di air pa­nas (Hotspring), memanjakan diri dan menghilangkan rasa lelah. Fasilitas kolam renang dan bak mandi yang bersih menambah semangat pengunjung. Berendam sekitar setengah jam akan menyegarkan badan. Selesai mandi Anda juga dapat menikmati spagetti nya orang Batak alias mie gomak. Dengan rasa khas tersendiri, mie gomak menjadi makanan paling laris di Hotspring.

Fasilitas Hotel di tepian pantai juga tersedia. Habis berendam ada baiknya langsung istrahat agar bugar bangun di pagi hari. Memilih lokasi menginap di tempat ini memang sangatlah cocok, bangun di pagi hari akan disambut dengan panorama alam Danau Toba, pelataran hotel yang luas dan asri sangat cocok untuk tempat berjemur seraya menikmati secangkir kopi. Mengarungi Pulau Samosir akan meninggalkan berjuta kenangan indah, dan menimbulkan semangat baru, terutama bagi Anda yang terlalu letih dengan pekerjaan yang tumpang tindih dan selalu membuat fikiran jenuh.

Seperti penuturan keluarga besar Sande Manoppo asal Maluku yang membawa istri dan tiga orang anak mengatakan telah tiga hari berada di Kabupaten Samosir hanya untuk m­enikmati kekayaan alamnya. “Ka­mi sudah tiga hari berada di sini (Sa­mosir),secara bertahap kami menikmati keindahan alam Samosir yang dimulai dari Tuktuk melihat lokasi sejarah batu kursi sekaligus belanja souvenir dan selanjutnya menikmati Pantai Pasir Putih Parbaba, dan saat ini kami menikmati Air Panas (Hot Spring)” katanya.

Manoppo juga mengatakan, jenis makanan di Samosir hampir sama jenis masakannya dengan di daerahnya, tetapi dia juga menginginkan agar pedasnya ditambahi seperti jenis makanan mereka Rica-rica. Beliau mengatakan untuk mengunjungi seluruh tempat wisata di Samosir dirakasakan masih kurang masa liburannya selama seminggu, walau mereka sudah menyewa mobil dari pihak hotel tempat mereka menginap di daerah Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo.

Bagi Anda kaum muda, cocoknya menggunakan sepeda motor secara berombongan untuk menjelahi alam Samosir. Mengelilingi Pulau Samosir bisa juga dengan menggunakan kapal, suasana berbeda sedikit dengan jalur darat.

Hal yang paling menantang bila Anda peminat olah raga tantangan, seperti paralayang, paramotor, Anda dapat menikmati keindahan Danau Toba dari udara. Inilah Samosir, negerinya orang Batak, surga bagi dunia. Negeri indah, kepingan surga. Horas..Horas…Horas!
(*)

Close Ads X
Close Ads X