Vewe Cafe & Resto|Sajikan Menu Makanan dari Resep Keluarga

Vewe Cafe1
Medan | Jurnal Asia
Berbekal keyakinan dalam meramaikan bisnis kuliner, Vewe Cafe & Resto Jalan Perintis Kemerdekaan No 3 Medan (seberang Hotel JW Marriott) hadir di Kota Medan. Dengan mengandalkan menu makanan dari resep keluarga, cafe tersebut berharap dapat diterima masyarakat Medan.

Sedikitnya, ada sekitar 50-an menu kuliner yang ditawarkan. Sebagian menu tersebut, bumbunya diracik dari resep keluarga yang diolah oleh chef berpengalaman yang sudah puluhan tahun bekerja di salah satu restoran ternama di Medan.

“Kami ingin mempertahankan cita rasa keluarga dan hampir keseluruhan menu di sini identik dengan rasa pedas. Makanan pedas sepertinya mudah diterima di lidah masyarakat Medan yang mayoritas suka makanan pedas,” kata penanggung jawab Vewe Cafe & Resto, Fenny Sofian kepada Jurnal Asia, Minggu (11/1).

Beberapa menu keluarga yang dapat dipesan di cafe ini diantaranya, nasi bebek pesek, nasi ayam andaliman, nasi ayam terayaki, nasi goreng meletup, spagetti tom yam, bakoel goreng dan sosis gulung telur. Dan menu ini menjadi menu andalan yang sering dipesan pengunjung.

“Menu tradisional khas Indonesia tetap menjadi menu utama, tetapi kita juga sediakan masakan westren. Ada juga masakan vegetarian dan kita terus berusaha menambah daftar menu makanan setiap bulannya,” tuturnya.

Tak hanya makanan, ada sekitar 50-an minuman kopi, teh, jus, smoothies dan mocktail yang diracik oleh pemilik kafe, Eryki (22). Uniknya, minuman-minuman tersebut dibuat di atas mobil Volkswagen (VW) yang sudah di sulap menjadi tempat untuk membuat minuman.

“Bagian kabin dibuka begitu saja untuk menyimpan berbagai bahan untuk minuman dengan atap terbuka dan dihias semenarik mungkin. Ini salah satu konsep kami untuk memikat para pengunjung,” kata Eryki.

Keunikan juga dipancarkan dari nama-nama minuman yang ada, diantaranya, Land of The lord dengan racikan buah kiwi, sirup blue curacau dicampur dengan soda tawar dan lime juice. Kemudian, Abakadabra, Shirley Temple, Oriano Chocolate dan banyak lainnya.

“Saya meracik minumannya secara otodidak dan banyak belajar dari bartender. Kalau untuk nama-namanya kita buat sendiri dan ada juga yang diberikan oleh pengunjung,” katanya.
Diakuinya, meski baru beroperasi sejak 14 Oktober 2014 lalu, respon positif ditunjukkan oleh custumer di sekitar cafe. Dan sejumlah strategi juga sudah disiapkan agar dapat terus bersaing di bisnis kuliner.

“Kami (red, pemilik cafe) secara langsung melayani pengunjung. Ini dilakukan agar kami bisa tahu apa kekurangan dan tentunya akan langsung diperbaiki. Selain itu, kami dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung dan bisa menjalin keakraban,” ucapnya.

Disamping itu, sambungnya, kami tetap menjaga pelayanan agar pelanggan merasa puas dan nyaman. Selain menjaga harga yang terjangkau, pihaknya juga memberikan voucer sebesar Rp20.000 bagi pengunjung yang sudah makan dengan kelipatan Rp100 ribu.

Ditambahkannya, sedangkan untuk konsep ruangan, banyak menggunakan bahan-bahan bekas dari sisa bangunan, otomotif dan lainnya. Diantaranya seperti, topi pekerja untuk tempat lampu, pipa bekas dan cangkul untuk tiang meja, koper, drum, celana jeans dan patung boneka untuk kursi, ban untuk aquarium dan lainnya. “Pastinya, semua konsep yang diusung ini diharapkan dapat memberikan kepuasan. Baik dari cita rasa, harga dan tempat yang nyaman,” tutupnya. (netty)

Close Ads X
Close Ads X