Pupuk Indonesia Ekspor Produk ke Malaysia hingga AS

Jakarta | Jurnal Asia

PT Pupuk Indonesia (Persero) dari awal tahun hingga Oktober 2018 sudah melakukan ekspor senilai Rp 6,31 triliun. Perusahaan pelat merah ini menegaskan akan terus menggenjot ekspornya. Nilai ekspor tahun ini ditargetkan dapat mencapai Rp 9,069 triliun atau meningkat 62% dari tahun sebelumnya.

“Pupuk Indonesia akan terus memacu penjualan ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan kembali memperkuat nilai rupiah dengan tetap mengutamakan pemenuhan pupuk dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dalam keterangan tertulis, Senin (26/11).

Menurutnya capaian ekspor itu akan menjadi pencapaian tertinggi sepanjang empat tahun ke belakang. Penjualan terbesar didominasi oleh negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, Jepang, India, Thailand, Taiwan, Malaysia dan China.

Selain wilayah Asia, Australia, Kosta Rika, Jordan, Amerika Serikat (AS), dan Afrika Selatan masih menjadi tujuan ekspor dengan permintaan yang cukup besar untuk produk Urea, NPK dan Amoniak.
Aas menambahkan total dari 2015 sampai Oktober 2018, Pupuk Indonesia telah mengekspor baik produk pupuk maupun non pupuk sejumlah 6,67 juta ton dengan nilai Rp 24,8 triliun.

Dia juga menegaskan meski melakukan upaya untuk meningkatkan ekspor, Pupuk Indonesia tetap berupaya memenuhi kebutuhan pupuk dalam dalam negeri.

“Kami hanya melakukan ekspor jika kebutuhan dan stok dalam negeri sudah benar-benar terpenuhi”, tegas Aas.

Selama empat tahun terakhir, Pupuk Indonesia telah memenuhi kebutuhan pupuk untuk sektor subsidi sebanyak 34,77 juta ton. Penyaluran pupuk subsidi terdiri dari 15,09 juta ton Urea, 3,25 juta ton SP36, 3,76 juta ton ZA, 9,91 juta ton NPK, dan 2,74 juta ton Organik.

Khusus untuk tahun 2018, Pupuk Indonesia mentargetkan penyaluran pupuk subsidi dalam negeri hingga akhir tahun mencapai 9,46 juta ton, jumlah ini merupakan peningkatan dari empat tahun sebelumnya yaitu sebesar 7%.

Tidak hanya penyaluran pupuk ke sektor PSO, penjualan pupuk non subsidi dalam negeri pun terus mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga 2018. Selama empat tahun terakhir penjualan produk pupuk dalam Negeri mencapai angka 7,34 juta ton dan Amoniak sebesar 1,04 juta ton.

“Tren penjualan pupuk non subsidi dalam Negeri juga semakin meningkat selama empat tahun terakhir, pasar terbesar masih didominasi oleh industri perkebunan kelapa sawit, karet dan tebu,” jelas Aas. (dc-van)

Close Ads X
Close Ads X