Presiden Terima Dubes Swedia Bersama Delegasi H&M

Jakarta | Jurnal Asia
Presiden Joko Widodo me­ne­rima Duta Besar Swedia Johanna Brismer Skoog bersama delegasi produsen pakaian asal Benua Eropa ini, H&M, di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (24/2).
“Saya mendampingi Dubes Swe­dia dan juga perwakilan dari H&M, perwakilan peru­sahaan fashion terbesar di dunia Mrs Helena Helmersson (Global Head of Production) untuk bertemu Pak Presiden,” kata Menteri Perdagangan Tho­mas Lembong saat kon­ferensi pers di Kantor Presiden Jakarta.

Dia juga mengungkapkan, selain dengan delegasi H&M, pertemuan ini juga dihadiri beberapa pelaku industri tekstil dan garmen serta desainer muda asal Indonesia yang merupakan prakarsa dari Kantor Staf Kepresidenan.

“Ini prakarsa dari KSP, kare­na ini industri besar dan sum­bangannya terhadap ekspor cukup luar biasa. ekspor 13 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja 2,7 juta orang,” kata Lembong.
Mendag juga meng­ungkapkan bahwa keberadaan H&M di Indonesia sejak 1996 dan 98 persen dari pengadaan H&M di Indoensia tujuannya untuk ekspor.

“Kami dari Kemendag dan KSP menganggap industri fashion adalah industri masa depan kita karena cocok de­ngan budaya kreatif dan banyak kalangan muda memnfaatkan keunggulan kita, yakni seni kerajinan,” jelas Lembong.

Mendag menjelaskan perte­muan tersebut berjalan kondusif dan produktif, baik pe­merintah Swedia maupun pihak H&M yang menyampaikan beberpa masukan agar sektor fashion Indonesia lebih maju lagi.

Lembong mengatakan perte­muan tersebut terkait Daftar Negatif Investasi, yang salah satunya membuka lebar sektor retail fashion yang bertujuan untuk membuka lebar investasi asing.
“Selain ekspansi, diha­rapkan (industri tekstil Indo­nesia) naik kelas. Bukan hanya membuka pabrik garmen, tetapi juga masuk ke desain tekstil khusus,” harap Lembong. Mendag berharap per­te­muan tersebut bisa mem­bangun ekosistem dan sua­sana industri yang semakin inovatif dan naik kelas, yakni desain yang berasal dari Indonesia. (ant)

Close Ads X
Close Ads X