Presiden Jokowi Buka Inacraft 2017

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional periode 2014-2019 Mufidah Jusuf Kalla (tengah) disaksikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua kiri) saat pembukaan International Handicraft Trade Fair (Inacraft) ke-19 di JCC, Jakarta, Rabu (26/4). Pameran kerajinan dan produk kreatif internasional pada 2017 ini mengambil tema “The Magnificent of Yogyakarta”. ANTARA FOTO/Setpres-Krishadiyanto/kye/bean/17.

Jakarta – Presiden Joko Widodo mem­­­buka pameran kerajinan ta­­ngan Inacraft 2017 di Jakarta Convention Center (JCC).

“Industri kerajinan, industri kreatif Indonesia telah tumbuh dengan sangat cepatnya, tumbuh dengan menakjubkan dan ini menggembirakan kita semua. Saya meyakini masa depan In­­do­­nesia akan ada di industri kerajinan, industri kreatif, ini yang saya yakini,” kata Presiden di JCC Jakarta, Rabu (26/4).

Inacraft berlangsung pada 26-30 April 2017 dan meng­ikutsertakan 1.392 peserta dari Indonesia dan luar negeri. Pada tahun ini Inacraft mengambil ikon Daerah Istimewa Yogyakarta dengan konsep “Magnificent of Jogjakarta” dan tema “From Smart Village to Global Market”.

“Industri kerajinan, industri kreatif yang berkembang di Indonesia sangat bervariasi. Kita tahu semuanya mulai dari kerajinan tangan, film, ada musik, ada aplikasi digital, modelnya banyak yang sangat unik karena dikerjakan oleh tangan dan sudah berada pada standar yang sangat baik,” tambah Presiden.

Namun kreativitas tersebut menurut Presiden Joko Widodo masih harus ditambah keunggul­an lainnya. “Tapi kreativitas saja tidak cukup. Catatan saya, masih sering produk yang baik itu sulit diakses oleh pembeli, oleh ‘buyer’. Bahkan masih ada pembeli yang tidak tahu bahwa produk kerajin­an Indonesia, produk kreatif yang dicarinya itu, ada di Indonesia. Banyak yang belum tahu,” ungkap Presiden.

Sedangkan Menteri Perda­gangan Enggartiasto Lukita meng­­ungkapkan bahwa meski pasar kerajinan tangan dunia mengalami pertumbuhan negatif 12 persen pada tahun ini, tapi ekspor kerajinan tangan Indonesia meningkat 1,35 persen dari total pasar dunia senilai 46,8 miliar dolar AS.

“Tapi pangsa pasar kita baru 1,41 persen, jadi itu yang menjadi perhatian kita dan memacu agar kita dapat meningkatkan ‘market share’ yang begitu rendah,” kata Enggartiasto dalam sambutannya.

Kementerian Perdagangan, menurut Enggartiasto juga su­dah memfasilitasi kolaborasi antara desainer dan pelaku usaha termasu dengan mendorong atase perdagangan di berbagai kedutaan besar dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) serta Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) di berbagai negara untuk mempromosikan produk kerajinan Indonesia.

Data Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) selaku penyelenggara pameran menunjukkan peserta Inacraft 2017 terdiri atas 65,95 persen peserta mandiri atau individu; 24,5 persen peserta dari dinas pariwisata; 8,7 persen peserta dari didikan BUMN dan sisanya 6,07 persen dari luar negeri seperti Myanmar, Jepang, Pakistan, Polandia dan India.

Tahun ini Inacraft menargetkan ke­naikan bisnis retail (eceran) hingga 10 persen hingga menca­pai Rp142 miliar dan kontak dagang hingga 12 juta dolar AS dan dengan pembeli hingga 200 ribu yang berasal dari ber­bagai negara seperti Mesir, Je­pang, Singapura, Brazil, Brunei Darussalam, buyers teristrisasi 1000 buyers dari 70 negara.

(ant)

Close Ads X
Close Ads X