Menteri Basuki Uji Pegawai Promosi Doktor di Undip

Semarang – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono hari ini menjadi penguji ujian promosi doktor pegawainya di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Basuki ternyata memanfaatkannya untuk kembali belajar sebelum menguji.

Basuki menjadi penguji eksternal dalam Ujian Promosi Doktor Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dari pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Yunitta Chandra Sari.

Mengenakan toga hitam, Basuki duduk di ruang sidang sejajar dengan penguji lainnya yaitu Prof Dr Ir. Suripin,M Eng selaku promotor, Dr Ir Robert J. Kodoatie, M Eng selaku Ko-Promotor, dan para pemateri yaitu Ir M Agung Wibowo, MM, M.Sc, PhD, Dr. Ir. Suprapto, M.Eng, Ir. Suseno Darsono, M.Sc, PhD, dan Dr. Ir. Pranoto Samto Atmojo, Dipl. HE, MT.

“Saya sudah bukan sekali ini, menguji S3 di IPB, Gad­jah­mada, Undip,” kata Basuki usai sidang, Senin (14/8).

Kegiatannya sebagai penguji ternyata dianggap bermanfaat bagi dirinya karena seolah ‘dipaksa’ kembali untuk membaca terutama materi disertasi dan memelihara pengetahuannya selama ini.

“Ya ini untuk memelihara bacaan saya. Kalau seperti ini kan saya dipaksa membaca,” ungkap Basuki.

Berbagai pertanyaan muncul dari Basuki kepada promovendus yang menulis disertasi berjudul “Penduga Limpasan Permukaan Dengan Modifikasi Parameter Metode Soil Conservation Service Curve Number”.

Menurut Basuki penelitian yang dilakukan Yunitta sangat bermanfaat di bidang pengairan karena menemukan rumus perhitungan hidrologi yang selama ini mengutip dari luar negeri dan belum disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

“Tadi ada rumus penghitungan hidrologi, rumus itu dirumuskan di Amerika sudah lama tapi ini dikoreksi untuk diaplikasikan di Indonesia secara sederhana,” katanya.

Menurutnya rumus tersebut bermanfaat besar bagi dunia ilmu pengairan terutama di Indonesia. “Ya pasti (diterapkan), kan lagi banyak membangun bendungan,” imbuhnya.

Sementara itu, Yunitta dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,7. Yunitta mengatakan hasil penelitiannya itu dapat diterapkan pada perencanaan pembangunan bendungan di wilayah Indonesia. Metodenya yaitu menghitung curah hujan untuk dialihragamkan menjadi debit air.

“Selama ini kita gunakan metode luar negeri, kan belum disesuaikan dengan Indonesia. Metode ini sesuai dengan Indoensia,” katanya.

Metodenya juga bermanfaat untuk memudahkan mengetahui biaya pembangunan bendungan, menentukan desain bahkan keamanan bendungan.

“Memudahkan mengetahui berapa biaya, desain dan keamanan bendungan,” ujar perempuan yang kini bergelar Dr. Yunitta Chandra Sari, SE, ST., MT. itu. (dc)

Close Ads X
Close Ads X