Mendikbud Semangati Anak Sekolah di Lombok

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (kiri) memberikan bantuan secara simbolis kepada korban gempa yang diterima oleh Karo Humas Setda NTB Irnadi Kusuma (kanan) di Desa Rempek, Gangga, Lombok Utara, NTB, Senin (13/8). OJK menyalurkan bantuan untuk pemulihan fasilitas umum akibat gempa Lombok senilai Rp8,38 miliar yang berasal dari Ikatan Pegawai OJK dan dari Industri Jasa Keuangan seperti Bursa Efek Indonesia, KPEI, KSEI, PT Bank DBS Indonesia, MUFG Bank Ltd, Bank Mandiri, BNI, Danamon, Perbanas, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, AAUI, PT Prudential Life Assurance serta sejumlah perusahaan dan asosiasi di industri jasa keuangan lainnya. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/kye/18

Lombok Timur | Jurnal Asia

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy meninjau se­kolah-sekolah yang mengalami ke­rusakan akibat gempa tektonik yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya. Di antaranya Sekolah Da­sar Negeri 4 dan 5 Pohgading, Keca­matan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Kedua sekolah tersebut mengalami keru­sakan parah akibat gempa Lombok.

Muhajir juga sempat menemui anak-anak sekolah dan warga sekitar yang mengungsi di tenda-tenda di halaman sekolah. Muhajir memberikan semangat kepada warga, terutama anak-anak sekolah untuk tetap tegar menghadapi bencana yang menimpa mereka.

Dia pun menjanjikan akan fokus melakukan berbagai upaya agar proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa bisa segera normal. “Saya fokus di sekolah. Sekolah itu yang kita prioritaskan adalah bagaimana su­­paya ini proses kegiatan belajar me­ngajar kembali lancar,” ujar Muhajir usai melakukan peninjauan, Senin (13/8).

Muhajir menjelaskan, untuk mem­per­­lancar proses belajar mengajar, pi­haknya akan terlebih dahulu me­­masang tenda-tenda darurat untuk kelas. Tenda-tenda darurat tersebut akan digunakan untuk proses belajar mengajar, sambil menunggu bangunan semi permanen untuk kelas sementara selesai dibangun. “Nanti akan dibangun kelas dengan tenda darurat, setelah itu bangun sekolah semi permanen. Karena untuk membangun yang semi permanen butuh waktu sekitar dua atau tiga bulan, jadi di tenda dulu,” ujar Muhajir.

Muhajir melanjutkan, bangunan semi permanen yang dibangun, jumlahnya disesuaikan dengan sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa. Bangunan semi permanen ini akan digunakan untuk menjalankan proses belajar mengajar sembari menunggu bangunan sekolah yang rusak selesai diperbaiki.

Selain itu, Muhajir menyatakan, pi­haknya juga akan melakukan upaya lain­nya masih dalam upaya memperlancar pro­ses belajar mengajar. Termasuk me­­nyediakan peralatan yang dibutuhkan para siswa untuk menunjang kegiatan bela­jar mengajar seperti tas, buku, alat tulis, dan sebagainya. “Ya kita bantu se­mua peralatan, kemudian school kids, te­rus juga trauma healing, atau bantuan untuk terapi para peserta didik,” ujar Muhajir. (rep-van)

Close Ads X
Close Ads X