Hari Toleransi Sedunia Dirayakan Dengan Prihatin

Pelajar SMP Muhammadiyah 5 Surabaya bersama-sama menempelkan cabai pada peta Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/11). Aksi sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh hasutan yang dapat memecah belah bangsa tersebut dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama/16
Pelajar SMP Muhammadiyah 5 Surabaya bersama-sama menempelkan cabai pada peta Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (16/11). Aksi sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh hasutan yang dapat memecah belah bangsa tersebut dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama/16

Jakarta – Hari Toleransi Sedunia yang jatuh pada 16 November dirayakan oleh dua festival film berskala internasional yang selama empat tahun terakhir fokus mencari film-film bertema toleransi, yakni “International Film Festival for Spirituality, Religion and Visionary” dan “World Tolerance Award”.

“Perayaan Hari Toleransi Se­dunia tahun ini terasa sangat re­levan, sekaligus memprihatinkan mengingat kondisi global yang tidak kondusif untuk toleransi,” kata pendiri sekaligus direktur dari kedua festival tersebut, Damien Dematra kepada pers di Jakarta, Rabu (16/11).

Menurut Damien, ada fakta bahwa umat Islam dan kaum minoritas di Amerika Serikat banyak yang dilanda ketakutan dan kekhawatiran karena sikap politik Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump yang me­­larang umat Islam masuk AS dan berjanji akan menutup masjid-masjid di AS.

Akibatnya, menurut dia, ada sinyal bahwa toleransi di antara umat beragama mengalami ke­munduran yang sangat drastis pada tahun 2016 ini. Ia juga menjelaskan, Hari Toleransi Sedunia ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1996, dengan harapan untuk memperkuat toleransi dengan meningkatkan rasa saling pengertian antar budaya dan bangsa.

Perayaan Hari Toleransi Sedu­­nia dimulai pada era ketika meningkatnya ekstremisme, ke­ke­rasan, dan pelebaran konflik yang ditandai dengan pengabaian kehidupan manusia lainnya.
Damien Dematra selaku Foun­­der dan Director Festival mengatakan, dunia sedang dalam ancaman akan memasuki masa kelam peradaban.

“Dengan perayaan Hari To­leransi Sedunia ini diharapkan para pemimpin dunia semakin menyadari pentingnya toleransi; karena tanpa toleransi dunia ini akan hancur,” kata pria berambut panjang itu.

Sedangkan Duta Toleransi yang juga sutradara remaja Natasha Dematra mengatakan, “Berbagai peristiwa yang terjadi beberapa bulan terakhir ini menunjukkan bahwa di era modern seperti sekarang ini masih banyak orang dengan pikiran sempit lupa akan nilai toleransi”. “Saya berharap, adanya pe­­rayaan Hari Toleransi Sedunia ini dapat mengingatkan kembali tentang arti pentingnya toleransi yang sebenarnya,” kata Damien.

Ia juga mengemukakan, pa­ra sineas internasional yang peduli akan pentingnya toleransi berkumpul di Bali dan Jakarta untuk merayakan Hari Toleransi Sedunia. Mereka berharap upaya-upaya kreatif akan dapat membuka mata tiap individu bahwa dalam membuat keputusan jangan per­nah meninggalkan nilai-nilai toleransi bila menginginkan dunia yang tenteram dan damai.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X