Bali Earth Day 2018 Soroti Pelestarian Air Tanah

Denpasar – Hari Bumi tahun ini akan diperingati 22 April 2018. Sejumlah komunitas di Bali ikut memeringatinya dengan menyoroti pelestarian air tanah dengan tema ‘Save Bali Groundwater.’

Program Manager Bali Water Protection, Komang Arya Ganaris mengatakan tahun ini pihaknya mengajak sekitar 15 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Klungkung untuk terlibat dalam aksi bersih pantai. Masyarakat dan anak-anak disosialisasikan isu tentang air dan lingkungan secara umum.

“Akan ada sejumlah lokakarya keren yang bisa diambil ilmunya, seperti Ecoprint bersama Christina Arum, Plasticology bersama I Made Bayak, dan Woodcut Print bersama Djamur Komunitas,” kata pria yang akrab disapa Bobby ini dijumpai Republika di Denpasar, Jumat (20/4).

Bali Water Protection bersama pihak terkait mengajak masyarakat Bali menyadari pentingnya konservasi air tanah. Penelitian Politeknik Negeri Bali menyebutkan cadangan air tanah di Pulau Dewata berkisar 20 persen. Bobby mengatakan cadangan air tanah dikatakan kritis jika sudah 47 persen.

Resource Development Officer di Yayasan IDEP Selaras Alam, Doni Marmer menambahkan ancaman terbesar untuk Bali adalah intrusi air laut. Ketika volume air bersih (fresh water) di dalam tanah berkurang, maka air laut masuk mengisi tempat-tempat yang seharusnya terisi air bersih.

Penggunaan air tanah di Bali semakin banyak dengan keberadaan akomodasi pariwisata, seperti hotel dan restoran. Ketika intrusi air laut terjadi, masyarakat harus menggali sumur lebih dalam untuk mendapat air bersih.

IDEP mengembangkan program konservasi inklusif untuk membantu masyarakat melestarikan lingkungan. Bali Water Protection memiliki tiga subprogram, yaitu adopsi sumur, adopsi sungai, dan adopsi air.

Adopsi sumur salah satunya melakukan riset bersama Politeknik Negeri Bali yang hasilnya akan dirilis Agustus 2018. Tim menemukan titik-titik kondisi nyata air tanah di Bali yang bisa dibangun sumur resapan. IDEP pada tahap pertama akan membangun sekitar 136 sumur resapan yang berfungsi mengalirkan air hujan masuk ke bawah tanah untuk melindungi volume air tanah yang mulai habis.

Adopsi sungai adalah program pe­ningkatan kapasitas sekolah-sekolah di sekitar bantaran sungai di Bali. Tujuannya mem­beri pendidikan lingkungan dan menyuplai sekolah de­ngan suplemen kurikulum terkait pelestarian lingkungan.

Kampanye bersama ini juga meng­gandeng seniman dan pengrajin lokal untuk ketertarikan anak bangsa menyediakan solusi kreatif dan berkelanjutan. (rep-van)

Close Ads X
Close Ads X