MERS Serang Thailand

Bangkok | Jurnal Asia
Lebih dari enam bulan setelah kasus Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome-MERS) dikonfirmasi di Thailand, pejabat kesehatan di negara tersebut kembali mengkonfirmasi kasus kedua virus tersebut, Minggu (24/1).

Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Piyasakol Sakolsatayadorn, mengatakan bahwa virus MERS terdeteksi pada seorang pria asal Oman berusia 71 tahun tiba di Bangkok di 22 Januari kemarin.

Pasien saat ini dikarantina di Departemen Pengendalian Penyakit, Institut Penyakit Menular Bamrasnaradura. Kondisinya stabil, dan masih menggunakan mesin pernapasan. Departemen Pengendalian Penyakit saat ini mencari 37 orang lain yang memiliki kontak langsung dengan pria Oman tersebut, termasuk 13 warga Thailand–sopir taksi, staf medis dan hotel–yang harus dipantau untuk tanda-tanda infeksi yang mungkin setidaknya selama dua minggu.

Menteri kesehatan mengatakan anak-anak dari pria Oman itu juga sedang dikarantina di institut. Kasus pertama MERS di Thailand dilaporkan pada bulan Juni tahun lalu. Virus terdeteksi pada seorang pengusaha 75 tahun asal Oman yang melakukan perjalanan ke Thailand.

Pasien kemudian dirawat, dan kemudian dinyatakan bebas MERS, dan diberi izin untuk meninggalkan Thailand. Penyakit ini tidak menyebar ke orang lain, kata para pejabat berwenang.
Virus MERS pertama menyebar pecah di Arab Saudi sekitar empat tahun lalu. Virus, keluarga dari coronavirus yang memicu wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di Tiongkok pada tahun 2003, telah menginfeksi lebih dari 1.000 orang pada Juni 2015.

Selain Thailand, Korea Selatan juga telah melaporkan wabah MERS pada Mei tahun lalu. Virus itu pertama kali terdeteksi pada seorang pria 68-tahun yang sebelumnya bepergian ke Bahrain, Qatar dan kembali ke Korea Selatan. Dia dirawat karena batuk dan demam tinggi.

Seminggu kemudian, Korea Selatan harus menunda kelas belajar karena wabah MERS. Negara ini memegang rekor terbesar penyebaran MERS dengan jumlah 186 orang terinfeksi, 36 orang tewas dan lebih dari 6.700 dikarantina.

Pada 28 Juli, Korea Selatan mengumumkan bahwa wabah MERS akhirnya berakhir di negara itu setelah dua bulan. Gejala infeksi MERS termasuk batuk, demam, dan sesak napas. Beberapa gejala gastrointestinal seperti diare dan mual, kata para ahli. Banyak dari mereka yang meninggal karena sebelumnya mereka sudah menderita kondisi medis seperti diabetes, kanker, penyakit jantung kronis, penyakit paru-paru kronis dan penyakit ginjal kronis sebelum MERS.
(aspan)

Close Ads X
Close Ads X