Aplikasi Anak Bangsa Juara Dunia Kompetisi Google

Startup karya anak bangsa kembali berjaya di pentas internasional. Startup besutan alumni Universitas Gadjah Mada, Pasienia, dinobatkan sebagai pemenang dalam kompetisi Google Business Group atau GBG Stories. Aplikasi ini berhasil menjadi juara dunia dengan menyisihkan 468 aplikasi lain dari berbagai negara di dunia.

“Dengan kemenangan ini kami diberikan kesempatan untuk bergabung dalam Google I/O Conference di Mountain View, California pada pertengahan Mei 2017,” ungkap Chief Executive Officer Pasienia, Fadli Wilihandarwo dikutip dari website UGM, Minggu, (23/4).

Kompetisi GBG Stories merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Google untuk menginspirasi para wirausaha mengarahkan bisnisnya ke ranah daring atau online. Pada tahun ini, kompetisi diikuti 469 peserta dari berbagai negara di dunia, seperti Brasil, Mesir, Meksiko, Maroko, Nigeria, Pakistan, Peru, Indonesia dan lainnya.

Fadli menyebutkan, seleksi kompetisi Google itu dimulai pada akhir 2016 dan berlangsung cukup ketat. Dari 496 peserta yang mendaftar selanjutnya disaring menjadi 9 aplikasi terbaik. Kemudian, dari jumlah tersebut diseleksi kembali tiga besar terbaik.

Hasilnya, Pasienia berhasil menempati urutan pertama. Sementara posisi kedua dan ketiga secara berturut-turut, yaitu startup Reblood dari Indonesia dan startup Croquetero dari Meksiko. Para pemenang diberikan kesempatan berkunjung ke kantor pusat Google untuk bertemu dengan inovator dan pemimpin bisnis digital.

“Pengumuman pemenang baru 6 April kemarin dan Alhamdulilah terpilih menjadi juara pertama dalam ajang kompetisi bergengsi ini. Semoga semakin banyak masyarakat yang terbantu dengan aplikasi Pasienia ini,” kata alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini.

Pasienia merupakan sebuah aplikasi berbasis Android yang menghubungkan antarpasien yang tengah dalam masa pengobatan. Melalui aplikasi ini para pasien dapat berbagi informasi terkait penyakit yang diderita berdasar pengalaman dan pengetahuan dari dokter. Aplikasi ini dikembangkan Fadli bersama dengan tiga rekannya saat masih menjalani kuliah di UGM, yaitu Dimas Ragil Mumpuni, Haydar Ali Ismail, dan Nur Hildayanti Utami pada 2015 dari ajang Innovative Academy 2 UGM.

“Lewat timeline pasien, para pasien dengan penyakit yang sama bisa saling curhat dan memotivasi satu sama lain. Sementara melalui timeline dokter, pasien juga dapat berkonsultasi dengan dokter secara online,” jelasnya.

Aplikasi ini telah dirilis di pusat aplikasi Play Store dengan lebih dari 7 ribu pengguna dan mendapatkan rating pengguna 4,2. Hingga kini terdapat sekitar 3.500 interaksi antar pengguna yang saling berkomunikasi lewat aplikasi ini.

(vnc)

Close Ads X
Close Ads X