Medan | Jurnal Asia
Di pertengahan Ramadhan, warga Medan dan keluarga besar TNI-AU berduka. Betapa tidak, pesawat Hercules C-130 bernomor A-1310 yang mengangkut logistik untuk keperluan militer, berikut ratusan penumpang dan pilot terhempas mencium bumi di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan. Nahas tersebut terjadi pasca dua menit angkutan udara itu take-off (berangkat) dari Lapangan Terbang Soewondo, menuju Tanjung Pinang, Selasa (30/6) siang sekira pukul 11.30 WIB.
Menurut keterangan dihimpun Jurnal Asia langsung dari lokasi kejadian, bahwa seluruh penumpang yang berjumlah 113 orang dipastikan tewas. Demikian ungkap Kepala Staff Angkatan Udara (KASAU) TNI AU, Marsekal Jenderal Agus Supriyatna.
“Pesawat berangkat pukul 06.00 WIB, (Selasa) dari Halim Perdana Kusuma, menuju Pekan Baru, Dumai, dan kemudian ke Medan. Dari Medan (Lanud Soewondo) pesawat kemudian take off menuju Tanjung Pinang,” ungkap Jenderal Agus Supriyatna didampingi Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho di TKP. Saat tengah dalam perjalanan menuju Tanjung Pinang, pilot pesawat mengalami masalah dan meminta untuk kembali ke pangkalan.
“Hasil analisa dan evaluasi kita, dan bukti yang ada, kita baru tahu pilot meminta kembali ke pangkalan “return to the bus”. Hal ini menandakan bahwa pilot memberitahu ada sesuatu yang rusak,” tambah Agus.
Namun nahasnya, pesawat yang terbang hanya berketinggian 40 meter dari daratan menabrak salah satu tower milik Joy FM, berada di atas rumah salah satu warga Jamin Ginting. Usai menghantam tower tersebut hingga patah, pesawat hilang kendali lantas oleng dengan posisi terbalik. Di situlah pesawat tiba-tiba mendarat dan menabrak dua ruko Perumahan Royal Gardenia, selanjutnya ambruk di Oukup BS.
Bunyi ledakan cukup keras pun terdengar, serta dalam hitungan detik body Hercules langsung terbakar. Kejadian ini dipastikan menewaskan penumpang termasuk awak pesawat yang merupakan anggota TNI. “Jumlah penumpang 101, awak pesawat 12 orang, jumlah total ada 113 orang, seluruhnya tidak ada yang selamat,” kata Agus.
Petugas TNI, Polri, Basarnas, dan Pemko Medan berjibaku guna melakukan evakuasi. Hingga malam sekira pukul 22.00 WIB, ada 72 jenazah yang sudah diboyong ke Rumah Sakit Adam Malik.
“Dari 72 jenazah yang dibawa ke Rumah Sakit, 23 diantaranya berhasil diidentifikasi. Ini (pesawat) angkutan militer, belum ada kita terima korban dari Sipil. Jika ada itu keluarga dari anggota TNI, karena ini bulan ramadhan mungkin dimanfaatkan bertemu keluarga,” kata Agus.
Hercules Tipe B Stop Terbang
Atas dugaan mesin rusak, KASAU Marsekal Jenderal Agus Supriyatna juga mengamini. Diduga penyebab jatuhnya pesawat dikarenakan masalah kerusakan mesin. “Pasti kita lakukan investigasi, tidak ada saksi untuk mengetahui penyebab pasti kejadian. Kita hanya belajar dari pengalaman, sebelumnya juga pernah terjadi karena Engine Fault (kesalahan mesin),” kata Agus.
Dirinya menegaskan penerbangan pesawat hercules bukanlah komersil, melainkan pesawat yang dipakai untuk penerbangan militer. Selasa kemarin, pesawat hercules yang jatuh juga terjadi ketika applaus piket (pergantian personil).
“Kalau pesawat ini dikomersilkan tidak ada, kalau ada kita pecat komandannya,” tegas Agus. Dijelaskanya, akibat insiden, pihak TNI AU menghentikan aktivitas penerbangan seluruh pesawat Hercules tipe B.
“Kita melakukan investigasi terkait kejadian ini, menunggu hasil analisa dan evaluasi, penerbangan tipe B dihentikan, kita masih punya tipe A itu saja yang boleh terbang,” kata Agus.
KASAU juga menegaskan akan bertanggung jawab dengan memberikan bantuan terhadap seluruh korban jatuhnya pesawat.
Sementara itu, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengatakan pihaknya membangun Posko untuk membantu keluarga korban melakukan identifikasi. Proses evakuasi juga dilakukan petugas TNI, Polri, Basarnas dan Pemko Medan. Namun situasi berlangsung sulit, lantaran di lokasi jatuhnya pesawat masih panas dan berbahaya. “Karena ini pesawat milter jadi kita khawatir masih ada ada peluru, dan kondisi pesawat masih panas,” ungkapnya.
Pantauan wartawan atas kejadian ini ribuan warga berbondong-bondong merangsek masuk ke lokasi kejadian. Meski penjagaan ketat, tidak menyurutkan rasa penasaran masyarakat untuk berupaya masuk ke TKP. Dampak dari peristiwa kemarin, kemacetan parah terjadi di Jalan Jamin Ginting. Polisi terpaksa melakukan blokade dari jalan Jaming Ginting Simpang Flyover Medan ke jalur alternatif lainnya.
Korban Hangus dan Tegang
Puluhan korban yang dievakuasi dalam insiden jatuhnya pesawat Hercules, di Medan Tuntungan nyaris tidak dikenali oleh pihak keluarga. Hal ini pun dikatakan oleh salah satu kerabat korban, Risnadayanti. Dia mengatakan tidak mengenali keluarganya yang tewas.
“Saya nggak tau mana keluarga kami lagi. Soalnya wajah mereka sudah gosong terbakar, lantas bertanya kepada Dokter yang bertugas di Adam Malik, katanya sabar dulu. Makanya saya balik lagi ke sini (lokasi),” sebut wanita berambut pendek tersebut. Ditambahkannya, hampir seluruh korban wajahnya tidak dapat dikenali.
“Banyak kali yang gosong, nggak tau lagi mana keluargaku dan mana keluarga orang lain pas kulihat di RS Adam Malik. Posisi mereka pun tergeletak dan tubuh tegang semua,” imbunya lagi.
Dicetuskannya, keluarganya yang tewas dalam insiden tersebut berinisal A.
“Jangan aku kasih tau dulu namanya dek, mana tau dia masih hidup. Memang aku rasa uda nggak mungkin lagi dia (A) hidup. Tapi maaf dulu ya dek, kalau aku nggak kasih tau namanya,” sebutnya.
Dikatakannya, keluarganya tersebut memakai baju merah dan celana panjang. Keluarganya tersebut pun berjenis kelamin perempuan yang hendak ke Pontianak menemui suaminya. “Suaminya anggota TNI dek, tapi sabar lah ya, aku mau pergi lagi ke RS Adam Malik untuk melihat keluarga itu,” tutupnya. (Tim)