Rukun Islam Kelima : Berhaji

Robie Fanreza (Dosen UMSU)
Haji memang wajib dikerjakan bagi setiap muslim, melainkan harus punya kemampuan. Kemampuan itu baik berupa harta juga membutuhkan kemampuan spiritual atau bathin.
Harta memang dibutuhkan dalam melaksanakan ibadah haji, seperti ongkos naik haji, bekal ditanah suci juga orang yang ditinggalkan juga perlu dinafkahi jika ia merupakan kepala rumah tangga.

Sementara kekuatan spiritual itu dibutuhkan untuk melengkapi fisiknya dalam melaksanakan ibadah haji ditanah suci. Karena ini ibadah yang membutuhkan kekuatan harta, fisik dan spiritual maka balasan hari Allah sungguh luar biasa dari ibadah lainnya.

Haji secara bahasa menyengaja sementara haji menurut secara istilah “bersengaja mendatangi ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu”.

Ali-Imran ayat 97 “dan melaksanakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah bagi orang yang mampuh”. Jangan khawatir bagi kita yang belum punya kesempatan menunaikan haji, masih banyak ibadah-ibadah yang lain untuk dikerjakan dan juga mendapatkan kebaikkan yang sama seperti melaksanakan ibadah haji.

Diantaranya pertama, “Sekelompok orang-orang fakir miskin datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong semua kedudukan yang tinggi serta kebahagiaan yang abadi dengan harta memreka. Mereka shalat dan berpuasa sebagaimana yang kami lakukan. Akan tetapi mereka mempunyai harta untuk menunaikan haji; umrah dan bersedekah.”
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Sukakah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat mengejar orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, dan tidak ada yang lebih utama dari kalian, kecuali mereka melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka menjawab, “Baiklah ya Rasulullah.” Rasulullah SAW lalu bersabda, “Setiap selesai sholat bacalah olehmu Tasbih (Subhanallah); Tahmid (Alhamdulillah) dan Takbir (Allahu Akbar) masing-masing sebanyak 33 kali.” (Shahih; HR Bukhari).

Kemudian yang kedua, “Barang siapa shalat Shubuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna.” (Shahih; Shahih Al-Jami’ hadits no. 6346). Ketiga, “Barang siapa berjalan untuk shalat wajib berjamaah maka itu pahalanya seperti pahala orang yang berhaji dan ihram. Barang siapa berjalan untuk shalat sunnah maka itu seperti pahala umrah.” (Hasan; Shahih Al-Jami’ hadits no. 6556). Dan yang keempat, “Barang siapa berjalan untuk shalat wajib dalam keadaan sudah suci (berwudhu di rumah), maka ia seperti mendapatkan pahala orang yang berhaji dan ihram….” (Shahih; HR Ahmad).

Bukan untuk mengecilkan profesi abang tukang becak, justru dengan niat dan tekat yang kuat ia justru dapat kesempatan menunaikan haji. Hal ini ia pernah lakukan pada setiap hari jumat ia tidak mengutip bayaran dari kerjanya tersebut. Ia jadikan sebagai amalan untuk dirinya ketika dihadapan Allah. Kemudian ada penumpang yang penasaran apakah benar atau tidak, ternyata terbukti benar. Beberapa kali ia naik becak tersebut tetapi si tukang becak tidak mau dibayar. Akhirnya penumpang tadi sengaja datang ke rumah tukang becak dayung.

Dengan sujud syukur si tukang becak tadi, terkejut penumpang tadi memberikan uang untuk menunaikan haji, subhanallah. Kalau Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang mampuh menolaknya. Semoga para haji yang berangkat pada tahun ini menjadi haji mabrur sesuai dengan keinginannya. Dan semoga kita yang belum berangkat haji menanamkan niat dan usaha yang maksimal agar keinginan itu terkabul.

Penutup
Melaksanakan ibadah haji merupakan kebahagian bagi setiap muslim, karena selain melaksanakan rukun islam juga mendapatkan kebaikkan secara totalitas dari Allah swt. Bagi yang suda mendapatkan kesempatan sepatutnya bersyukur dan tetap mengorbitkan semangat haji dalam kehidupan sehari. Dan bagi yang belum menunaikan haji semoga termotivasi segera untuk menunaikannya. Fastabiqul khairat

Close Ads X
Close Ads X