Rakit Kayu Penyambung Hidup

foto8

foto7

foto6

foto 1
Di tengah pesatnya kemajuan ekonomi, dan berkembangnya bangunan pencakar langit di Kota Medan, masih ditemui alat transportasi rakit di pusat kota, seperti di Kelurahan Starban Kecamatan Medan Baru.

Ironis memang, namun jika ditelusuri, rakit air atau lebih dikenal dengan sebutan getek ini ternyata amat membantu sekaligus menghemat pengeluaran warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Di sisi lain, transportasi ini juga merupakan penyambung hidup bagi beberapa warga di Kelurahan Starban Kecamatan Medan Baru. Seperti Zuraidah misalnya, menjadi salah satu pengendali rakit adalah pilihannya untuk mencukupi kehidupan dan menyekolahkan ketiga anaknya yang saat ini sudah menjalani pendidikan di bangku kuliah.

Zuraidah yang mengendalikan rakit mulai dari pukul satu siang hingga pukul enam sore ini, mengantongi tiga puluh persen dari total penghasilan yang didapat setiap harinya. Zuraidah berharap meski sedikit penghasilan yang ia dapat, tapi Insya Allah ia dapat menyekolahkan anaknya dengan uang yang halal. “Lumayan untuk biaya hidup dan uang sekolah anak,” ungkapnya.

Transportasi rakit air yang sudah berumur dua puluh lima tahun ini, awalnya dibuat untuk membantu warga kelurahan Starban dan Padang Bulan menyeberangi sungai, karena jika melalui jalan darat, warga harus memutar dan menempuh perjalanan hingga tiga kilometer menuju Padang Bulan, ironisnya lagi tidak ditemui satupun transportasi jasa di kawasan tersebut.

Alasan inilah Sugeng warga Kelurahan Starban bekerjasama dengan warga Padang Bulan membuat rakit air, dan membuka lapangan pekerjaan bagi para warga yang mau menjadi pengendali rakit, dengan menjalani tiga shif jam kerja setiap harinya.

Dengan beberapa kendala yang ditemui, Sugeng berharap transportasi rakit air ini mendapat perhatian dari Pemerintah Kota dan Sumut dapat lebih diperbaharui. “Pemko Medan hendaknya memperhatikan kebutuhan transportasi untuk menyeberangkan warga ini,” tegasnya.

Delina salah satu siswa yang juga penumpang rakit mengatakan adanya rakit ini sangat meringankan beban pengeluaran setiap harnya, sehingga dana lebih miliknya dapat ditabung.
Bagi warga yang menumpangi rakit untuk menyeberang, dikenakan biaya lima ratus rupiah per penumpang sekali nyeberang, dan jika musim banjir, penumpang harus mengeluarkan seribu rupiah dengan sekali penyeberangan. (hamdani)

Close Ads X
Close Ads X