Pembangunan Tol Trans Sumatera Terancam

Jakarta | Jurnal Asia
Penolakan DPR terhadap pem­berian penyertaan modal negara kepada sejumlah BUMN dimasukkan ke dalam APBN 2016 berpotensi menghambat pembangunan in­frastruktur. Salah satunya, pem­bangunan Tol Trans Sumatera.

Basuki Hadimuldjono, Menteri Pe­kerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan, akibat pe­nolakan tersebut, kemungkinan besar pembangunan Tol Trans Sumatera agak sulit dilaksanakan. Ke­sulitan tersebut, khususnya akan terjadi pada pembangunan Tol Trans Sumatera untuk ruas Pekanbaru-Kandis-Dumai. “Yang tengah itu harus dita­han dulu, paling tidak sampai dengan pembahasan APBN-P 2016 selesai dilaksanakan,” kata Basuki di Kom­plek Istana Negara Senin (2/11).

DPR dalam Rapat Paripurna yang digelar Jumat (30/10) lalu memutuskan untuk menolak ren­cana pemerintah untuk mem­berikan penyertaan modal negara keada 25 BUMN. Ahmadi Noor Supit, Ketua Badan Anggaran DPR mengatakan, penolakan tersebut dilakukan karena DPR curiga ada maksud terselubung yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan penyertaan modal negara ke BUMN.

Mereka mencurigai pe­nyer­taan modal negara diberikan untuk menutupi kerugian BUMN, bu­kan untuk membiayai proyek infrastruktur pemerintah. Sofyan Djalil, Menteri Perencanaan Pem­bangunan Nasional/ Ke­pala Bappenas sementara itu mengatakan, penolakan DPR tersebut bukan akhir segalanya. “Pemerintah harus cari alter­natif pendanaan lain, untuk jalan tol misalnya, ada,” katanya.

Kerek Inflasi
Kenaikan tarif tol di sejumlah ruas berdasarkan Keputusan Men­teri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 507/KPTS/M/2015 tentang Penye­suaian Tarif Tol, dinilai ikut berkontribusi terhadap inflasi. Meski begitu, pengaruhnya tidak signifikan.

“Mempengaruhi tapi eng­gak signifikan. Naiknya kan eng­­gak sampai 10 persen. Jadi pengaruhnya enggak cukup besar mendorong inflasi signifikan,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo, ditemui usai paparan, Senin (2/11).
(kcm)

Close Ads X
Close Ads X