Pasca Ricuh di Sutomo | Kembali Berdagang Meski Dihantui Rasa Was-was

Pasca kericuhan antara pedagang Pasar Sutomo dengan Satpol PP Kota Medan, sejak Selasa (7/4) kemarin, aktivitas pasar kembali berjalan normal. Meski was-was, pedagang terpaksa berjualan demi kebutuhan ekonomi.

“Sebenarnya saya takut berjualan lagi di sini. Kalau diangkut sama Satpol PP, pasti tak ada lagi modal dagang. Jadi sebenarnya sudah ngeri dan was-was. Tapi mau bilang apa, saya butuh makan. Kalau tak jualan dari mana dapat peng­hasilan,” ujar Opung Wahyudi salah se­orang pedagang sayur ketika ditemui Jurnal Asia.

Wanita yang seharinya bermukim di kawasan Perumnas Mandala ini men­jelaskan, dirinya sudah puluhan tahun men­jadi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Bulan. Sehingga ia pun menolak pindah ke Pasar Induk Medan Tuntungan. Apalagi lokasi pasar tersebut jauh dari permukiman warga, hingga dipastikan menyebabkan minim pembeli.

“Cemana kami mau pindah, sudah berkarat (lama) di sini. Sudah puluhan tahun saya menjadi pedagang di se­putaran Jalan Bulan. Tapi setelah adanya ke­ributan itu, omzet ku turun kali. Se­ka­rang payah untuk dapat Rp300 ribu per­hari,” ujarnya sembari menguyah sirih.

Dia menyebutkan, masyarakat yang datang ke pasar mengalami penurunan diban­dingkan hari-hari sebelum terjadi peng­gusuran. Oleh karena itu, untuk mem­beli beras dua kilo sudah terasat sulit.

“Ngeluh aku, cemana yang hidup ini mengerikan. Tak mungkinlah ke Tun­tungan jauh kali. Kemarin itu, dikasih berjualan banyak kali tidak tertib. Bahkan ada sampai membuka lapak sampai ke tugu Sutomo jadi biang macet. Biasanya se­belum kejadian kemarin, minimal saya bisa membawa pulang Rp800 ribu hasil jualan sehari,” terang perempuan renta tersebut.

Dilanjutkan lagi, bahwa mobil peng­ang­kut sayuran tetap masuk seperti biasa. Tapi sekarang pada umumnya mo­bil tersebut datang pagi sekira pukul 07.00 WIB. Jadinya para pedagang terpaksa membuka lapak sekira pukul 08.00 WIB.

Seorang pedagang lain, Br Sihombing mengaku tetap berjualan di lokasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia pun tak memperdulikan upaya Pemerintah Kota Medan, melarang pedagang untuk berjualan di Pasar Induk yang letaknya sangat jauh dari keramaian dan inti kota.

“Tetap berjualanlah, kau tanya kenapa pula. Mau rupanya Pemerintah Kota Medan itu kasih keluarga makan. Kalau mereka siap kasih makan tidak masalah. Tidak takut aku sama mereka (Satpol PP), namanya juga cari makan,” beber Br Sihombing.

Perempuan paruh baya tersebut menjelaskan, pedagang eceran tidak layak berjualan di Pasar Induk, Lau Cih, Medan Tuntungan. Pasalnya, karena tidak banyak pembeli eceran membeli sayur lantaran lokasi pasar begitu jauh dari pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dia berharap Pemko Medan bisa memahami nasib pedagang.

“Jauh kali di sana kalau dipindah. Sedangkan kami cuma pedagang eceran berharap pembeli dengan skala kecil. Kalau pedagang besar mungkin bisalah berjualan di sana, lantaran pembeli dalam jumlah banyak. Kalau kayak saya, cuma berharap warga sekitar untuk kebutuhan sayur rumah tangga,” katanya.

Dari pantauan wartawan, puluhan pedagang di seputaran Jalan Sutomo kembali beraktivitas seperti biasa. Mereka menggelar lapak di Jalan Bintang, Jalan Bulan dan Jalan Sei Kera. Situasi pun kembali padat, sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan. Pedagang sangat antusias menyapa pengguna jalan untuk menawarkan jualannya.

Mohon Pengertian Walikota
Besar kemungkinan pedagang di Jalan Sutomo, Jalan Bulan dan Jalan Veteran tetap digusur. Pemerintah bersikukuh menjalankan keputusan merelokasi pedagang ke Pasar Induk, Tuntungan.
“Bukannya pedagang tidak mendukung program pemerintah. Setidaknya relokasi pedagang harus dipikirkan juga. Selain jauh tempatnya, tingkat pembeli sangat sepi” ujar Nande Rita, pedagang sayur kepada wartawan, Selasa (7/4).

Penggusuran dilakukan pemerintah, jelas Nande Rita, sudah melanggar aturan. Sebab, dari awal pedagang diminta untuk tidak berjualan di Jalan Sutomo, Jalan Bulan dan Jalan Veteran. Makanya pedagang disuruh pindah berjualan ke dalam. Karena itu, pihak pedagang pun meminta pengertian Walikota Medan, Dzulmi Eldin agar memperbolehkan mereka tetap beraktivitas seperti biasa. (bowo/mag-04)

Close Ads X
Close Ads X