Mitos Sering Bikin Wanita Malas Pakai Kontrasepsi

Sampai saat ini masih beredar mitos mengenai efek samping maupun keamanan penggunaan kontrasepsi, khu­susnya pada wanita. Tak dapat dipungkiri, mitos tersebut me­nyebabkan sejunlah wa­nita enggan menggunakan kontrasepsi.

Group GM Reproductive Health & Contraceptive Bu­siness Unit DKT Indonesia, Aditya A. Putra, mengatakan, mitos yang paling banyak beredar adalah alat kontrasep­si hormonal yang bisa me­nyebabkan kegemukan.

“KB hormon bikin gemuk itu mitos, enggak benar. KB itu memang pengaruh ke hormon, tapi enggak pengaruh ke berat badan,” jelas Aditya dalam acara peringatan 20 Tahun DKT Indonesia di Jakarta.

Mitos lainnya, yaitu peng­gunaan alat kontrasepsi IUD atau spiral yang katanya dapat berjalan masuk ke bagian tubuh yang lebih dalam, mi­salnya ke daerah panggul. Aditya juga menegaskan hal itu adalah mitos.

“Apalagi IUD modern se­karang ini sesuai anatomi pe­rempuan. Jadi itu mitos yang sering kita hadapi,” lanjut Aditya.

Menurut Aditya, mitos ter­sebut tak hanya dipercaya ma­syarakat di pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Semua hanya berdasarkan “katanya”.

Untuk lebih jelasnya dan menentukan kontrasepsi yang sesuai, wanita bisa ber­kon­sultasi dengan bidan.

Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta BKKBN, Catur Sentana menambahkan, ba­nyak pilihan kontrasepsi baik homonal maupun non-hor­monal.

­Menurut Catur, semua alat kontrasepsi pun efektif men­ce­gah kehamilan untuk me­wujudkan keluarga berencana. Na­mun, patuhi ketentuan se­tiap alat kontrasepsi.

Misalnya, jelas Catur, kon­trasepsi hormonal sebaik­nya tidak digunakan lebih dari 2-3 tahun. Setelah itu bisa menggantinya dengan kon­trasepsi jangka panjang. Kemudian, kontrasepsi IUD ada yang selama 5 tahun ada yang 8 tahun. Jadi sesuaikan pemaiakan dengan jangka waktu tersebut, jangan ber­lebihan.
(kcm)

Close Ads X
Close Ads X