Minta Maaf Saat Lebaran Hapus Kesalahan?

Momen bermaafan merupa­kan bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Pada hari tersebut kita berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar lalu saling bermaaf-maafan.

Psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan, meminta maaf dan memaafkan bermanfaat untuk mengangkat satu beban hidup. Apalagi jika dilakukan dengan tulus. Tapi, apakah memintaa maaf saja cukup untuk menghapuskan kesalahan?

“Untuk kesalahan fatal (menyakiti karena omongan dan perbuatan), sebenarnya permintaan maaf saja enggak cukup,” kata Rosdiana.

Permintaan maaf seharusnya dilanjutkan dengan memperbaiki kesalahan. Misalnya dengan tidak mengulanginya dan berbuat lebih baik lagi kepada oang tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar tidak menganggap minta maaf setiap melakukan kesalahan itu mudah.

“Kalau sungguh-sungguh minta maaf, kan disertai rencana tindakan untuk memperbaiki hal tersebut,” ujar Rosdiana.

Sementara kepada orang yang memberi maaf, juga harus diserati ketulusan. Rosdiana mengatakan bahwa yang paling sulit adalah bukan memberikan maaf, melainkan melupakan. Orang bisa saja mudah memberikan maaf, tapi mereka kerap menyisakan perasaan dan pikiran dari kesalahan orang tersebut.

Bila hal tersebut terjadi, maka jangan menyalahkan diri sendiri. Sebab, melupakan memang butuh proses dan tak semudah memberikan maaf.

“Kadang tidak melupakan seluruhnya, jadi bagus buat kita untuk siap-siap, tapi dalam proses melupakan itu kita harus memberikan kesempatan kedua buat dia (yang melakukan kesalahan),” ujar Rosdiana.

(kcm)

Close Ads X
Close Ads X