Kapal Hantu Segitiga Bermuda

Pada 2 Februari 1921, harian Ledger Dispatch memuat kabar heboh di halaman muka. Harian itu menulis berita dengan tajuk besar: ”Ship is Abandoned; Crew is Missing”. Dua hari sebelumnya, C.P. Har­dy, pengawas pantai di Seme­nanjung Hatteras, North Carolina, Amerika Serikat, melihat pemandangan aneh di lepas pantai, persis di perairan Beting Diamonds.

Pada pagi itu, saat dia tengah bersiap menghirup kopinya, Hardy melihat kapal besar terombang-ambing ombak di perairan dangkal Diamonds. Lazimnya, kapal akan menjauhi wilayah perairan itu lantaran berbahaya.

Komandan pengawas pantai segera mengirim sepuluh orang penjaga pantai untuk mendekati kapal itu. Tapi hari itu laut sedang kurang ramah. Setelah berjuang mati-matian melawan ombak, perahu penjaga pantai bisa mendekati kapal aneh itu. Namun usaha untuk merapat dan naik ke kapal itu gagal. Dari jarak puluhan meter, penjaga pantai melihat tak ada satu awak pun di atas kapal tersebut.

Baru beberapa hari kemudian, penjaga pantai berhasil naik ke kapal besar itu. Hanya ada dua kucing dalam kapal aneh tersebut. Dua jangkar hilang, demikian pula perahu penyelamat dan sejumlah dokumen manifes pelayaran. Di meja dapur, masih ada sejumlah bahan makanan yang siap dimasak. Tapi kapal itu masih utuh dan masih berfungsi sempurna.

“Mengapa kapal itu ditinggalkan dalam kondisi semua peralatan masih bekerja dengan baik?” harian Ledger Dispatch, dikutip Bland Simpson dalam bukunya, Ghost Ship of Diamond Shoals: The Mystery of Carroll A. Deering, menulis. Belakangan, baru diketahui bahwa nama kapal itu adalah Carroll A. Deering milik G.G. Deering Company.

Tak ada yang tahu apa yang terjadi dengan kapal Carroll Deering beserta 11 awaknya. Pada 19 Agustus 1920, hampir enam bulan sebelum ditemukan di Beting Diamonds, kapal Carroll Deering angkat sauh dari Pelabuhan Norfolk, Virginia, Amerika, menuju Rio de Janeiro, Brasil, dengan muatan batu bara.

William Merritt menjadi nakhodanya. Tapi, di tengah jalan, William sakit, dan terpaksa digantikan oleh Kapten W.B. Wormell, 66 tahun, seorang pelaut berpengalaman. Kapal itu tiba di Rio de Janeiro pada 8 September.

Setelah tiga bulan di Rio, pada awal Desember 1920, kapal Carroll Deering berlayar kembali ke utara dengan menempuh alur perairan Segitiga Bermuda. Kapal itu sempat mampir di Pelabuhan Barbados untuk belanja rupa-rupa kebutuhan awaknya.

Pada 28 Januari 1921, tiga hari sebelum kapal ditemukan dalam keadaan kosong, penjaga menara suar di Semenanjung Lookout, North Carolina, sempat bertegur sapa dengan salah satu awak kapal Carroll Deering. Awak kapal itu menuturkan bahwa mereka kehilangan jangkar di perairan Semenanjung Fear, masih di North Carolina.

Entah apa yang mereka alami, hanya beberapa hari kemudian, seluruh awak kapal Carroll menghilang. Ada yang menduga, seluruh awak kapal buru-buru angkat kaki lantaran dihantam badai. Tapi Ivan Sanderson, mantan intel Inggris dan peneliti, tak percaya dengan teori itu. Menurut Sanderson, pelaut-pelaut berpengalaman seperti para awak kapal Carroll tak akan melakukan tindakan sebodoh itu.

“Ada dua catatan…. Pertama, bahkan pelaut yang kurang pengalaman pun jarang sekali meninggalkan kapalnya di tengah badai. Kedua, jika kapal besar seperti Carroll Deering tak bisa bertahan dari badai, apalagi perahu kecil,” kata Sanderson, dikutip Gail Barbara Stewart dalam bukunya, The Bermuda Triangle.

Anehnya, juga tak ada tanda-tanda perompakan. Investigasi oleh pemerintah Amerika tak menemukan satu pun petunjuk apa yang terjadi dengan “kapal hantu” Carroll Deering. Kini, teka-teki kapal Carroll jadi bumbu “penyedap” mitos Segitiga Bermuda.

* * *
Hari itu, 31 Oktober 1991, adalah perayaan Halloween bagi warga Amerika. Petugas di menara pengatur lalu lintas penerbangan di Florida menangkap ada pesawat Grumman Cougar di layar radar, melintas di atas perairan Teluk Meksiko, di tepi utara Segitiga Bermuda.

Tak berapa lama, terdengar suara sang pilot, John Verdi, meminta izin menambah ketinggian pesawat dari 25 ribu kaki ke 29 ribu kaki untuk menghindar dari cuaca buruk. John Verdi, pilot veteran Korps Marinir, didampingi kopilot Paul Lukaris sedang dalam perjalanan dari Miami menuju Tallahassee, Florida. Semuanya tampak normal, sepertinya tak ada masalah.

Baik John maupun Paul juga tak mengabarkan ada masalah dengan penerbangan mereka. Tapi tiba-tiba pesawat itu hilang dari radar. Tak ada sinyal SOS, tak ada apa pun. Pesawat itu hilang begitu saja. Padahal Paul berniat menikah dengan Donna Griffin pada 5 November. “Kami sudah bersama selama delapan tahun,” kata Donna kepada Sun Sentinel.

Selama seabad terakhir, ada puluhan pesawat dan kapal hilang di perairan Segitiga Bermuda, yang terbentang dari Florida hingga Puerto Riko dan Kepulauan Bermuda. Pada Desember 1967, pengusaha Dan Burack dan sahabatnya, Pastor Patrick Horgan, tengah bersantai di perairan Miami di atas kapal Witchcraft. Burack adalah seorang pelaut yang punya jam terbang panjang di atas kapal.

Burack sempat menyampaikan kabar kepada penjaga pantai bahwa baling-baling mesin kapalnya tersangkut sesuatu. Kurang dari setengah jam kemudian, perahu penjaga pantai sudah tiba di lokasi itu untuk memberikan pertolongan. Tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Burack dan kapal Witchcraft. Burack, Patrick, dan kapal itu hilang tak berjejak.

Bagi Badan Nasional Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA), misteri Segitiga Bermuda hanyalah mitos dan sekumpulan omong kosong. “Tak ada bukti bahwa frekuensi kecelakaan misterius di Segitiga Bermuda lebih tinggi daripada di wilayah perairan lain,” kata Ben Sherman, juru bicara NOAA, kepada Sun Sentinel, beberapa waktu lalu.

Badai dan cuaca buruklah, menurut Sherman, yang jadi penyebab utama hilangnya pesawat dan kapal di perairan Bermuda. “Laut selalu menjadi misteri bagi manusia. Saat cuaca buruk dan peralatan navigasi tak bekerja sempurna, laut bisa mematikan.”

NOAA barangkali tak percaya ada “sesuatu” di Segitiga Bermuda. Tapi sebagian orang masih tetap yakin bahwa ada yang tak biasa di wilayah itu. Pada 28 Juni 1980, Jose Maldonado Torres dan Jose Pagan Santos terbang di atas perairan Karibia, di Segitiga Bermuda, menggunakan pesawat kecil.

Sudah beberapa kali mereka terbang melewati rute itu. Tapi hari itu, mereka menemui hal aneh di atas sana. Dua jam setelah terbang, Jose mengirimkan kabar ke menara pengatur penerbangan di Bandara Santo Domingo, Republik Dominika.

“Mayday, Mayday, Ercoupe, eight zero, zero, hotel. We can see a strange object in our course, we are lost, Mayday, Mayday,” kata Jose. Entah apa “hal aneh” yang dilihat Jose. Berkali-kali, Jose mengatakan bahwa ada “obyek aneh” yang menghalangi jalur penerbangannya.

Kisah Jose tak pernah terang sampai sekarang. Beberapa saat setelah mengirimkan kabar aneh itu, pesawat Jose hilang dan tak pernah ditemukan. (dtx)

Close Ads X
Close Ads X