Jelang May Day, Serikat Buruh Gelar “Go Green”

Go Green
Tanjungpinang| Jurnal Asia
Sejumlah serikat buruh di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memperingati Hari Buruh 1 Mei 2015 dengan menyelenggarakan “Go Green” di kawasan Hutan Lindung.
“Dalam tiga tahun terakhir kami memperingati Hari Buruh secara positif. Tahun ini kami akan melakukan penanaman bibit di Hutan Lindung sebagai bentuk perhatian kami terhadap permasalahan lingkungan dan pemanasan global,” kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) Reformasi Tanjungpinang Cholderia Sitinjak dalam seminar perburuhan yang digelar Komunitas Bakti Bangsa di Hotel Asrama Haji, Rabu (29/4).

Dia mengajak seluruh buruh untuk melakukan kegiatan positif dalam rangka memperingati Hari Buruh. Para buruh di Tanjungpinang dapat bergabung dalam acara “Go Green” meski tidak masuk dalam serikat pekerja.

“Kami mengundang seluruh buruh di Tanjungpinang untuk menyukseskan acara tersebut. Panitia menyediakan hadiah-hadiah yang menarik,” katanya saat menjadi narasumber pada seminar bertema “Membangun Sinergisitas Pengusaha Bersama Tenaga Kerja Untuk Menumbuhkan Perekonomian Daerah dan Mensejahterakan Masyarakat” di Tanjungpinang, Rabu.

Cholderia mengemukakan kegiatan tersebut sebagai bentuk perhatian buruh terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hutan lindung harus dijaga agar lingkungan menjadi seimbang.
“Hari Buruh tidak harus diperingati dengan melakukan unjuk rasa atau lainnya. ‘Go Green’ sebagai bentuk perhatian buruh terhadap permasalahan lingkungan,” ujarnya.

Dia menjelaskan kondisi perburuhan di Tanjungpinang berbeda dengan Batam dan Lobam, Kabupaten Bintan. Tanjungpinang hanya memiliki dua perusahaan industri yang mempekerjakan ratusan buruh, sementara Batam dan Bintan memiliki ratusan perusahaan industri. Hal itu yang menyebabkan permasalahan perburuhan di Tanjungpinang tidak terlalu besar, dan relatif dapat diatasi.Sedangkan jumlah buruh di Batam dan Bintan mencapai ribuan orang sehingga permasalahan perburuhan lebih kompleks. “Kalau kebutuhan hidup layak di Bintan lebih tinggi dibanding Tanjungpinang, karena survei sembako dilakukan di kawasan wisata Lagoi dan kawasan industri Lobam,” ujarnya. (ant)

Close Ads X
Close Ads X