Irigasi Pengaruhi Komoditas Strategis

Medan | Jurnal Asia
Produksi beberapa komoditas pertanian utama di Sumatra Utara pada kuartal I/2014 tak menggembirakan. Dinas Pertanian Sumut mencatat, selain faktor kemarau yang menggeser waktu panen, minimnya lahan pertanian irigasi menjadi penyebab penurunan produksi tersebut. Berdasarkan catatan Distan Sumut, beberapa komoditas strategis yang mengalami penurunan produksi yakni jagung, bawang merah, cabai rawit, tomat, kentang, sawi, dan kacang tanah. Secara year on year, produksi jagung turun 7,27% menjadi 350.100 ton pada kuartal I/2014 dari 377.541 ton pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan poduksi terbesar dialami tomat yakni 47,48% menjadi 16.359 ton dari 31.146 ton. Produksi bawang merah turun 38,18% menjadi 1.544 ton dari 2.497 ton pada kuartal I/2013.

Kendati demikian, produksi padi Sumut masih meningkat tipis 5,94% YoY menjadi 1.429.492 ton pada kuartal I/2014 dibandingkan dengan 1.349.354 ton pada tahun lalu. Namun peningkatan tersebut diyakini akibat pergeseran jadwal tanam dan panen. Lebih jauh, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut per 2012, jumlah lahan sawah irigasi hanya mencapai 291.032 hektare, sementara lahan nonirigasi 173.795 hektare.

Kepala Sub Bagian Program Distan Sumut Lusiantini menyebutkan, total lahan pertanian irigasi tersebut tidak mampu menyaingi provinsi lainnya seperti Jawa Barat dan Jawa Timur. “Jabar sudah mencapai 1 juta hektare dan Jatim 1,2 juta hektare. Sumut minim sekali. Pada tahun ini kami sudah mengusulkan pembangunan irigasi di Sei Wampu, Langkat. Sepanjang tahun ini kami menargetkan penambahan lahan irigasi tidak terlalu tinggi, hanya 1.400 hektare,” ujarnya, Selasa (13/5).

Sei Wampu Diharapkan Membantu Dinas Pertanian Sumatera Utara meyakini pembangunan irigasi di Sei Wampu dapat membantu menggenjot produksi pertanian di provinsi itu, khususnya komoditas strategis. Kepala Subbagian Program Distan Sumut Lusiantini mengungkapkan, pihaknya menargetkan pembangunan irigasi di Sei Wampu dapat selesai pada tahun ini.

Saat ini, Distan Sumut telah menyelesaikan desain pembangunannya. Jika pembangunan dapat terealisasi pada tahun ini, Sei Wampu dapat mengairi lahan pertanian untuk tiga kecamatan. “Kami masih menunggu keputusan pemerintah pusat untuk pembangunannya, karena menggunakan APBN. Nantinya, Sei Wampu bisa digunakan untuk irigasi dua kali tanam, masing-masing 12.000 hekatare, sehingga per tahun bisa mengairi total 24.000 hektare,” tuturnya lagi.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumut menganggarkan Rp522 miliar untuk meningkatkan pengelolaan irigasi hingga 60% sepanjang tahun ini. Pada 2013, tingkat pegelolaan berkategori baik hanya 44,4% dengan total anggaran Rp117 miliar. Kepala Dinas PSD Sumut Saleh Idoan menuturkan, irigasi yang baik menjadi syarat mutlak untuk meningkatkan produksi hasil pertanian. Dia menambahkan, di Sumut, kerusakan saluran irigasi terjadi karena banyak lahan pertanian beralih fungsi menjadi perkebunan sawit. (bsc)

Close Ads X
Close Ads X