Harga CPO Mulai Bergairah

Jakarta | Jurnal Asia
Harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah kembali bergairah. Kebijakan pemerintah untuk menaikan Harga Patokan Ekspor (HPE) periode April 2015 dan keputusan pemerintah untuk mengenakan bea keluar (BK) 0% untuk CPO, memicu harga komoditas ini untuk naik.

Mengutip Bloomberg, Minggu (5/4) harga CPO kontrak pengiriman bulan Juni 2015 di Malaysia Derivatives Exchange senilai 2.191 per metrik ton atau naik 1,15% dibandingkan dengan hari sebe­lumnya. Sepekan kemarin, harga CPO naik 1,01%

Sebelumnya, Kementerian Perda­gangan (Kemdag) menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO periode April 2015 naik 0,5% atau US$ 3 menjadi sebesar US$ 627 per ton dibandingkan Maret 2015. Kenaikan ini didasarkan pada harga referensi CPO US$ 698,19 per ton atau naik sebesar US$ 3,29 atau 0,47% dari bulan sebelumnya US$ 695 per ton.

Research and Analyst PT Fortis Asia Futures Deddy Yusuf Siregar, menilai kebijakan pemerintah Indonesia ini mendukung target pemerintah Malaysia untuk menaikkan harga CPO nya. Pasalnya harga CPO Malaysia sempat hampir jatuh ke posisi terendah dalam 5 tahun terakhir. “Pemerintah Malaysia dalam 6 bulan pertama tahun 2015, menargetkan harga CPO naik dalam kisaran 2.500 RM – 2.600 RM,” kata Deddy.

Pemerintah pun memutuskan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk turunannya dengan harga di bawah US$ 750 per ton tidak dikenakan bea keluar (BK) atau 0% untuk bulan April 2015 ini. “Keputusan pemerintah yang me nol kan pajak ekspor CPO bisa membuat harga CPO naik karena akan membangkitkan gairah pasar ekspor global CPO,” kata Deddy.

Tapi jangan senang dulu, kenaikan harga CPO sifatnya terbatas. Deddy menilai selama harga komoditas ini masih di bawah harga 2233 RM per metrik ton, peluang melemah masih bisa terjadi.
Ditambah lagi permintaan global atas komoditas ini masih rendah. Salah satu Indikatornya adalah menurunnya ekspor CPO Indonesia ke China dan India. Harga CPO pun ada kemungkinan bisa jatuh dalam. “Apabila bila level support 2125 RM bisa ditembus, harga CPO bisa nyemplung dalam ke 1980 RM,” kata Deddy.

Deddy memaparkan secara teknikal harga masih bergerak di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200, ini mengindikasikan harga masih tertekan turun. Relative strength index (RSI) masih turun di area 42 dan Stochastic bergerak di area 26, secara teknikal jika di bawah 50 menunjukan pelemahan. Moving average convergence divergence (MACD) minus 28, menyatakan harga masih cenderung melemah. Deddy memperkirakan harga CPO Senin akan ada dikisaran 2.200 RM – 2.130 RM. Sedangkan kisaran harga sepekan 2.233 RM – 2.215 RM. (kc)

Close Ads X
Close Ads X