Di Luar Pemerintahan Tak Kalah Terhormat

disindir-sby-menhut-zulkifli-hasan-klaim-sudah-ajukan-cuti
Partai Amanat Nasional baru saja menggelar Rapat Kerja Nasional. Sejumlah kalangan menilai, acara ini berhasil menjadi magnet bertemunya Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Sejumlah pimpinan partai politik dari kedua koalisi datang di acara yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini. Tak hanya itu, mereka juga terlihat hangat dan mesra selama pembukaan Rakernas berlangsung.

Meski demikian, ada yang ganjil dalam hajatan partai besutan Amien Rais ini. Mantan Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa tak tampak hadir dalam acara yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta ini. Muncul dugaan, ketidakhadiran mantan calon wakil presiden ini merupakan imbas dari perebutan kursi ketua umum PAN dalam kongres beberapa waktu lalu yang dimenangkan Zulkifli Hasan. Kubu Hatta diduga masih kecewa dengan kongres tersebut.

Namun, hal ini ditampik oleh Zulkifli. Ketua Umum PAN ini menyatakan, hubungan dia dengan koleganya di PAN itu tetap harmonis. Bahkan ia mengklaim, kedua kubu yang sempat “berseteru” dalam kongres kini sudah bersatu.

Selain membantah soal ketidakharmonisan antara dia dan Hatta, Zulkifli juga menjelaskan soal persiapan PAN dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Selain itu, ia juga menyampaikan target perolehan suara PAN dalam Pemilihan Umum. Mantan menteri kehutanan ini juga menegaskan soal posisi PAN dalam konstelasi politik nasional. Berikut, petikan wawancara yang dilakukan di Hotel Bidakara, Jakarta, pekan lalu. Usai kongres, apa saja yang sudah Anda lakukan?

Namanya kompetisi, tentu ada kalah menang. Tak bisa dihindari ada perasaan tidak enak, luka. Itu dulu yang harus disembuhkan. Silaturahmi bahwa kongres sudah selesai, harus kembali berteman, membesarkan partai. Saya silaturahmi ke teman-teman Pak Hatta, kami undang wilayah-wilayah bahwa kongres selesai.

Setelah itu?
Begitu suasana sudah bagus, menyusun pengurus. Tidak lagi dua kelompok, tetapi kader PAN. Mungkin beda dengan yang lain, ditinggal, atau pecat. Kami tidak, dari marah, setengah marah, jadi enggak marah lagi. Kecuali, yang tidak mau.

Hatta Rajasa mengambil alih kantor DPP PAN, tanggapan Anda?
Itu memang kantornya pinjaman. Bukan kantor PAN. Kami sudah pakai lima tahun.

Lalu?
Kami urunan, saweran. Mudah-mudahan, satu tahun kami punya kantor sendiri.

Apa program Anda?
Pertama, kami buat peraturan partai dalam Pilkada. Kami ingin bupati, kalau jadi jangan obral tambang. Jangan sampai bupati terpilih, mementingkan kelompoknya saja. Kedua, kami akan lari, Muswil, Musda. Kami siapkan di sini. Kami punya asas musyawarah mufakat, jangan berkelahi terus. Kalau berkelahi, pasti ada yang luka.

Selain itu?
Kami juga akan bangun tradisi baru, yakni kesetaraan. Ini Pak Suyoto (waketum) juga berhak menjadi capres, atau cawapres. Ketum harus menekan egonya. Seperti negara-negara Eropa, ketum hanya me-manage partai.

Setelah Anda jadi Ketum, bagaimana posisi PAN. Tetap di KMP, atau merapat ke pemerintah?
Di luar pemerintah itu tidak kalah terhormat. Bukan di luar, atau di dalam, tetapi kontribusinya. Politik itu kan kendaraan, tujuannya, agar Indonesia lebih sejahtera. Pemerintah bagus, kami dukung. Masa pemerintah bagus, kami tolak. Tidak ada KMP, atau KIH.

Tetapi, PAN beberapa kali bersimpang jalan dengan KMP. Soal angket Menkumham misalnya?
Tak semua harus diikuti. Jangan gaduh. Sudah gaduh, tidak mungkin menang buat apa? Kalau partai teman kami marah, lalu ikut, tidak. Karena itu, kemarahan yang tidak perlu. Kami harus cari solusi. Ini kan, ada pengadilan. Jangan seperti jurus mabuk dong. PAN harus memberikan solusi. Utamakan rakyat, apa maunya. Masa politik berkelahi terus sih. PAN harus memberikan kesejukan.

Saat ini, wacana reshuffle (perombakan) kabinet menguat. Tanggapan Anda?
Itu bukan urusan PAN. Itu urusan Presiden, Wapres. Kami itu mitra kritis. Saya tahu diri, kami partai terhormat.

Bagaimana jika PAN ditawari masuk kabinet?
Di luar pemerintah juga tidak kalah terhormat. Ini bukan soal tawar menawar, tetapi soal prinsip.

Sebentar lagi kita akan menggelar Pilkada serentak. Bagaimana persiapan PAN?
Pilkada, kami bikin aturan, begitu ada tokoh berwawasan kebangsaan, kami kasih karpet biru. Kalau perlu, kami jemput bola. Kami akan aktif memasarkan ke partai-partai lain.

Artinya, calonnya bisa dari luar PAN?
Tidak harus kader. Presiden saja tidak harus kader partai.

Target Pilkada serentak?
Itu lagi dibahas teknisnya. Data-data dari daerah akan datang. Mudah-mudahan semakin tinggi, semakin bagus. Kalau kami bisa 60-70 persen, kan semakin bagus.

Dalam Pilkada, PAN akan jalan sendiri, atau koalisi?
Saya meminta ada pertemuan (KMP). Karena, kami akan sampaikan ke Golkar, Gerindra, PPP, PKS. Tidak terbuka juga mengajak PDIP, NasDem. Ini soal bangsa, bukan KMP, atau KIH.

Bagaimana dengan target perolehan suara di Pemilu 2019?
Pemilu, amanat kongres harus dua digit. Jadi, 10 persen di atas, paling tidak 56 kursi DPR pusat.

Target Pilpres 2019?
Kami akan buka konvensi dan kompetisi terbuka. 2016, akan kami mulai, dan 2017 sudah ada. Teknisnya akan kami bicarakan.

Apakah sama seperti Partai Demokrat?
Tidak seperti Partai Demokrat. Kami transparan, terbuka, dan dinilai orang adil.

Sekarang banyak muncul partai baru. PSI (Partai Solidaritas Indonesia) misalnya. Tanggapan Anda?
Itulah demokrasi, mereka berhak. Tetapi, PAN menyiapkan fasilitas. Kalau ada kader bangsa bisa melalui PAN, tidak harus bikin partai.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan

Bagaimana penilaian PAN terkait kinerja pemerintah sejauh ini?
Kita menghadapi persoalan yang tidak ringan. Ekonomi Eropa, Amerika Serikat tidak stabil. Ekonomi kita kan, juga tergantung Eropa, Barat, dan India. Suka tidak suka, kita juga kena imbasnya.

Bagaimana dengan sektor hukum?
Presiden harus menjaga lima hal. Pertama, stabilitas politik. Kedua, hubungan antarlembaga. Ketiga, aspek ekonomi. Keempat, sosialnya. Kelima, hubungan luar negeri.

Sejumlah kalangan menilai Jokowi dan JK (Jusuf Kalla) mulai tak kompak. Tanggapan Anda?
Masihlah. Masa capres-cawapres enggak kompak? Rapat saja, saya lihat bareng-bareng. Bayangkan, kalau enggak kompak, ekonomi lagi gerak.

Saran PAN untuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)-Polri?
Koordinasi. Kalau baik, enggak akan terjadi (konflik KPK-Polri). Tetapi, sekarang saya lihat bagus. Sudah punya Satgas.

Apa target Anda selama memimpin PAN?
Sukses Pilkada, sukses parlemen, sukses Pilpres. Pilkada berhasil, parlemen dua digit, Pilpres menang.
(vn)

Close Ads X
Close Ads X