Bongkar Muat Ricuh di Graha Helvetia | Pengusaha Furnitur Dikeroyok Puluhan Preman

Medan | Jurnal Asia
Aktivitas bongkar muat di Toko Distributor Furnitur Graha Mansion Helvetia Jalan Kapten Sumarsono berakhir ricuh, Kamis (5/11). Empat orang pekerja distri­butor terlibat baku hantam dengan puluhan preman yang melakukan bongkar muat. Akibat kericuhan ini, pemilik usaha Furnitur, Gunawan Akiat (40) babak belur bersimbah darah setelah “dibroti” preman.

Informasi dihimpun, kericuhan ini bermula ketika pekerja fur­niture didatangi puluhan pemuda se­tempat dengan modus meminta “uang preman” dengan cara mem­bantu aktivitas bongkar maut barang barang furniture.

“Kami sebenarnya sudah resah dengan mereka, asal masuk barang mereka datang, dengan alasan minta uang organisasi, uang preman, terus melakukan bongkar maut, mereka minta suka hatinya aja kadang Rp700 Ribu, Rp 800 Ribu, tapi karena bos gak mau ribut ribut ya dikasih aja,” kata Kevin (25), salah seorang pekerja kepada wartawan.

Dikatakannya, setelah mendengar permintaan puluhan pemuda untuk melakukan bongkar muat, pihak toko pun menurutinya, dengan kesepakatan barang yang rusak saat dibongkar menjadi tanggungjawab pihak pemuda yang melakukan bongkar muat. “Jadi pas bongkar muat, satu pintu rusak, itulah saya ta­nyakan bagaimana per­tang­gungjawabannya ini kepada mereka,” kata Kevin.

Mendengar perkataan Kevin, pu­luhan pemuda itu pun men­da­dak beringas menyerang pekerja furniture. Perang adu mulut pun terjadi antara pekerja toko de­ngan pihak pemuda yang me­lakukan bongkar maut. “Karena ribut diteleponlah bos, suruh datang maksudnya un­tuk menenangkan suasana,” kata Kevin.

Tak lama berselang, korban pun tiba, namun bukannya mereda, suasana malah semakin memanas. Akhirnya puluhan pemuda menyerang empat orang pekerja furniture. Melihat penyerangan itu, kata Kevin, sang bos berupaya melerai.

Naas, upaya untuk melerai kericuhan sia sia, bahkan korban juga menjadi sasaran amuk puluhan preman. Di depan pekerjanya, puluhan pemuda itu menghantam sang bos menggunakan broti, hingga terkapar bersimbah darah.

“Dipukul pakai broti di kepalanya, kena 10 jahitan, selain itu bagian matanya juga memar, gak ada yang berani memisahnya Satpam aja takut, karena orang situ juga pelakunya, ada 20 orang yang memukuli,” kata Kelvin.

Puas menganiaya korban, pelaku kemudian meninggalkan lokasi, sedangkan korban didampingi keluarganya kemudian membuat laporan ke Polresta Medan. Hingga Kamis sore, terlihat korban dengan perban di bagian kepalanya masih diperiksa insentif di ruang juru periksa. Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono menjelaskan pihaknya akan menindaklanjutin laporan penganiayaan ini. (bowo)

Close Ads X
Close Ads X