Bank Mandiri Dibobol

Jakarta | Jurnal Asia
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dibobol sindikat cyber crime. Polri sendiri menegaskan pelakunya merupakan warga Malaysia. Untuk sementara, kerugian masih dihitung petugas kepolisian dan perbankan berpelat merah tersebut.

Menurut Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman, pelaku cyber crime telah meretas sejumlah uang milik rekening nasabah Bank Mandiri sebesar Rp21 miliar. Sutarman mengungkapkan pihaknya sudah melakukan penelusuran ke rekening dua pelaku tersebut. Menurut dia, hal tersebut merupakan wujud penegakan hukum Polri. “Yah, Rp21 miliar rekening itu bisa tertutup dan kembalikan ke perbankan. Sehingga kita mampu untuk menjaga dan melakukan penegakan hukum terhadap cyber crime yang merugikan perbankan. Dan mudah-mudahan kita bisa mengawal untuk seluruhnya,” ujarnya di Jakarta, Selasa (13/5).

Namun tak hanya itu, menurut dia, banyak warga Malaysia yang juga ditangkap Polri. Hal ini terkait kasus serangan cyber crime. Kasus yang terakhir adalah penangkapan enam warga Malaysia di Riau terkait kartu kredit. Untuk itu, mantan Kabareskrim Polri ini mengharapkan bank-bank di Indonesia untuk selalu berhati-hati terhadap teknologi informasi. Perbankan harus melakukan update terkait pengamanan jaringan terkait keamanan perbankan.

Sebelumnya penyidik Direktorat Pidana Khusus (Pidsus) Bareskrim bergerak menyelidiki laporan sejumlah nasabah Bank Mandiri yang merasa uang mereka di tabungan dikuras orang tak dikenal. “Kita memang tengah menyelidiki dan berkoordinasi dengan Bank Mandiri. Info sementara ada sekitar 100 nasabah yang dirugikan dengan nilai nominal yang masih dihitung,” kata seorang penyidik di lingkungan Pidsus Bareskrim, Selasa (13/5).

Penyidik yang tidak mau disebutkan namanya itu melanjutkan jika diduga kuat pelaku berhasil menggandakan kartu ATM milik nasabah dengan metode skimming dan sekaligus mencuri nomor PIN nasabah dengan kamera yang dipasang di salah satu mesin ATM Mandiri. Mesin yang dipasang alat skimmer itu diduga adalah ATM Mandiri yang terletak di RSCM, Jakarta Pusat. “Dengan modal ATM hasil kloning itu, dan PIN yang dimiliki, pelaku lalu menarik dana milik nasabah Mandiri dari bank di Malaysia,” sambungnya.

Kasubnit Perbankkan Pidsus Bareskrim Kombes Umar Sahid yang dihubungi secara terpisah masih enggan menjelaskan. “Nanti-nanti dulu. Kita masih sedang berkoordinasi. Tapi benar ada kasus itu,” katanya. Pada Maret lalu, Subdit Cyber Crime Pidsus menggulung sindikat warga Malaysia pembobol dana milik nasabah BCA dengan modus skimming.

Enam orang itu berhasil membobol dana milik 112 nasabah BCA dengan kerugian Rp1,243 miliar. Pelaku saat itu menarik dana di ATM BCA di Bandung, Jakarta, Medan, dan Batam. Para korban ternyata diketahui pernah menggunakan kartu ATM mereka untuk menarik uang di ATM BCA di RS Pondok Indah, RS Pantai Indah Kapuk, RS Husada -ketiganya di Jakarta- dan RS Boromeus di Bandung.

Skimmer adalah sebuah alat yang dipasang di mulut mesin ATM sehingga setiap kartu yang dimasukkan, secara otomatis data di magnetic strip-nya akan terkopi. Sementara kamera yang ditaruh di atas mesin ATM berfungsi untuk merekam PIN nasabah. Dengan modal data yang direkam di alat skimmer itu pelaku lalu membuat kloning kartu ATM. Kartu kloning ini lalu digunakan bersama dengan PIN yang sudah didapat sehingga pelaku bisa membobol rekening nasabah

Blokir Rekening, Pemblokiran yang dilakukan oleh PT Bank Mandiri (Tbk) terhadap kartu anjungan tunai mandiri (ATM) yang terindikasi terkena dampak kejahatan perbankan membuat panik dan resah nasabah Mandiri. Keresahan yang terjadi diakibatkan simpang siurnya kabar pemblokiran yang disebabkan aksi peretasan (hacking). Setelah membantah isu adanya pembobolan rekening ATM nasabah oleh hacker, Bank Mandiri memastikan uang nasabah yang ATM-nya terblokir tidak akan hilang. “Enggak ada masalah. Jadi emang account-nya diblokir, bukan uangnya yang hilang.

Tapi supaya memastikan, datang ke kantor cabang supaya aman,” ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri (Tbk) Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta. Budi mengatakan, ada ribuan kartu ATM yang terindikasi terkena dampak kejahatan perbankan. Oleh karena itu, menurut dia, Bank Mandiri telah memblokir kartu ATM nasabah yang terindikasi tersebut sebagai bentuk tindakan pencegahan. “Tetapi, kalau kita lihat dia pernah bertransaksi di lokasi tersebut itu kita minta amankan, dia tukar kartu atau ganti PIN,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Bank Mandiri Nixon LP Napitupulu mengatakan, proses penukaran kartu ATM baru bisa dilakukan di kantor cabang Bank Mandiri terdekat. Bank Mandiri menjamin tidak ada pungutan biaya sepeser pun terhadap penukaran kartu ATM yang sudah terblokir tersebut. Sebelumnya, banyak nasabah Bank Mandiri yang panik akibat terblokirnya kartu ATM mereka pada Senin . Beberapa nasabah mendapatkan pemberitahuan soal pemblokiran acak, sebagian yang lain tidak. Kepanikan melanda nasabah yang tak mengaktifkan layanan mobile banking maupun SMS banking.

Kabar pemblokiran kartu ATM Bank Mandiri juga ramai diperbincangkan di jejaring media sosial. Awalnya, berkembang isu pemblokiran tersebut diakibatkan aksi peretasan (hacking) terhadap data ATM nasabah Bank Mandiri, tetapi isu itu dibantah oleh Bank Mandiri. Pemblokiran diakui memang terjadi, tetapi Bank Mandiri mengatakan, tindakan itu semata upaya pencegahan untuk mengantisipasi kejahatan perbankan. (in/kc)

Close Ads X
Close Ads X