Badan Cyber Nasional Segera Terbentuk | Perangkat Komunikasi dan Medsos Akan Disadap

Jakarta | Jurnal Asia
Badan Cyber Nasional yang segera dibentuk pemerintahan Jokowi ternyata menuai reaksi beragam. Pasalnya, ada tudingan Central Intellegence Agency (CIA) Amerika ikut andil. Seluruh komunikasi masyarakat di Indonesia diisukan bakal mampu disedot, baik itu merupakan pembicaraan pribadi di aplikasi WhatsApp, BlackBerrry Messenger, dan program jejaring sosial lain.

Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan/Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan, menampik isu yang mengatakan pembentukan Badan Cyber Nasional dibantu CIA.

Pandjaitan menyatakan itu di Gedung Bina Graha, Kompleks Is­tana, Minggu, menanggapi isu tidak benar Indonesia akan be­kerja sama dengan Ame­rika Se­rikat membuat sistem ke­aman­an siber (cyber), me­ngawasi arus komunikasi warga lewat sis­tem Big Data, demikian dikutip dalam laman Kepala Kantor Staf Kepresidenan.

Sistem itu diisukan bakal mam­pu menyedot pembicaraan pri­­badi di aplikasi WhatsApp, Black­Berrry Messenger, dan pro­gram jejaring sosial lain. Purnawirawan jenderal TNI AD itu menegaskan, pembentukan badan siber untuk memperkuat sektor pertahanan dan bidang sektor strategis non pertahanan. Penguatan teknologi siber ini dimaksudkan untuk memperkuat kedaulatan bangsa. “Sistem siber yang akan di­­bentuk bukan malah untuk memata-matai warga negara sendiri,” kata Pandjaitan.

Dia mengatakan bakal meng­gan­deng berbagai lembaga infor­masi pemerintah, semisal Lem­baga Sandi Negara, deputi siber di berbagai kementerian lembaga, serta Kementerian Komu­nikasi dan informatika, bergabung.

“Juga pakar teknologi infor­matika di Indonesia untuk turut mengabdi,” ujar dia. Sehingga, gerak pemerintah di bidang tek­nologi informasi akan lebih padu dan seirama.
Dia juga sadar masing-masing lembaga dan perusahaan pe­me­rintah telah memiliki sistem pengamanan siber. Sistem itu bakal tetap berjalan di tiap lem­baga, namun badan siber yang ter­integrasi ini tetap dibutuhkan untuk kepentingan lebih luas. “Justru, pembangunan siber sekuriti nasional ini dimaksudkan menangkis serangan, khususnya dari luar yang bisa memperlemah bangsa,” kata Pandjaitan.

Menteri Komunikasi dan Inf­ormatika, Rudiantara, me­nga­takan pembuatan sistem perta­hanan dan keamanan siber sudah mendesak. Setiap hari, dari pengamatan Kementerian Pertahanan secara aktual, pertahanan siber Indonesia kerap diserang. Indonesia, kata dia, juga menjadi tempat transit masyarakat luar negeri yang melakukan transaksi ilegal. “Kita ha­­rus segera meresponnya de­­ngan mengembangkan perta­hanan cyber dalam negeri,” kata Ru­diantara.
(ant/kcm)

Close Ads X
Close Ads X