Apakah Kariermu Ini Sudah Tepat?

Pernahkah kamu bertanya pada dirimu, apakah kariermu saat ini sudah tepat? Sebenarnya, berkarier di jalur yang salah sangat mudah dilakukan. Dengan adanya tekanan dari teman-temanmu yang telah bekerja, sedangkan kamu belum, kesalahan dalam mengambil jalur karier pun akan semakin besar.

Itulahh sebabnya, ada orang yang berkarier menjadi guru di saat mereka ingin menjadi akuntan atau pengacara, dan sebaliknya. Sayangnya, beberapa orang mengalami kesulitan karena kurangnya pencapaian pada pekerjaan mereka, tidak pernah merasa sukses, dan selalu merasa bahwa kemampuan mereka dapat diterapkan lebih efektif di tempat lain.

Siapa yang Mengontrol Kariermu?
Tahukah kamu bahwa kamu berada dalam kontrol? Contohnya, ketika usia dini, orangtua dan para guru turut berperan serta mendorong talenta dan keinginanmu sehingga vmereka bisa membantumu mendapatkan karier masa depan. Hal tersebut biasanya berpengaruh terhadap pilihan studimu; jalur kariermu telah direncanakan dari awal agar kamu bisa menentukan langkah apa yang kamu ambil.

Namun sayangnya, tidak semua orang seberuntung kamu. Ada beberapa orang yang memilih bidang studi karena tidak sengaja atau berdasarkan pilihan orang terdekat atau bahkan karena ikut-ikutan teman.

Akhirnya mereka lulus dengan pengetahuan yang minim terhadap kesempatan karier yang sesuai bidang studi mereka. Di tahap ini, tekanan pun berubah menjadi pada ‘mendapatkan pekerjaan’. Nah daripada terburu-buru untuk segera mendapatkan pekerjaan, sebaiknya mereka mempelajari situasi yang sedang terjadi.

Menilai Diri Tidak Boleh Berhenti
Faktanya, penilaian diri harus menjadi proses yang berkelanjutan. Kamu harus mengevaluasi ulang dirimu secara berkala untuk memastikan kamu tidak terlibat dalam tugas yang jelas-jelas tidak cocok. Pada tahap ini kamu juga harus membuat daftar hal yang kamu lakukan dengan baik berdasarkan kemampuan, ketertarikan atau pun keduanya.

Selanjutnya, cari tahu mengenai karier atau pekerjaan yang kamu inginkan dan pikirkan untuk membuat beberapa target yang dapat membantumu mencapai tujuan. Contohnya, perubahan karier mungkin tidak hanya membutuhkan kualifikasi baru, mungkin juga mengharuskan kamu untuk mendapatkan pengalaman lebih dalam ketrampilan atau bahkan pekerjaan sukarela untuk menunjukkan kesungguhan tekad dan komitmen.

Saat arahan serta masukan dari orang tua dan teman mungkin berguna, harus dipastikan juga bahwa impian orang lain tidak mengubah impian yang kamu punya sebelumnya. Hanya karena keluarga kamu terkenal sebagai generasi dokter, bukan berati kamu juga ditakdirkan untuk profesi medis. Kamu harus mempunyai pemikiran yang jernih untuk apa yg ingin kamu lakukan. Cari tahu siapa kamu dan ketahuilah kelebihan dan kekuranganmu.

Selain itu, jangan tergoda pada uang. Mungkin kamu ada pikiran bahwa kamu dipersiapkan untuk melakukan apapun selama gajinya tinggi dan fasilitas juga bonus yang bagus, hanya untuk mendapati bahwa tingkat komitmen yang kamu harap untuk diberikan terlalu tinggi. Jika kerjamu menjadi sangat memusingkan dan mempengaruhi keseimbangan kehidupan kerja kedepannya sehingga akhirnya membenci pekerjaan tersebut, sebaiknya kamu keluar dari posisimu sekarang.

Terakhir, karier tidak selalu ada di jalur yang mulus dari universitas sampai pensiun. Kamu mungkin bertahan di bidang yang kamu pilih, tetapi ada kemungkinan kamu memiliki dua atau tiga karier yang berbeda di hidupmu, terutama jika kamu telah memilih untuk melakukan penilaian diri secara berkala.

Ingatlah tidak ada kata terlambat untuk berubah, walaupun kamu merasa kamu terlalu tua untuk menggati pekerjaan atau kehidupan profesionalmu sudah stabil. Apapun situasinya, konselor karier atau Pembina eksekutif dapat menjadi investasi berharga untuk membantu mengevaluasi pilihanmu.
(net)

Close Ads X
Close Ads X