Aktivitas bakal Menurun

Berastagi | Jurnal Asia

Hery Chaniago | Jurnal Asia Lava Pijar. Lava pijar terlihat mengalir terus-menerus pada Selasa malam (14/1) saat diabadikan dari Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Luncuran lava pijar semakin meningkat dan semburan api tampak besar disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 Km.
Hery Chaniago | Jurnal Asia
Lava Pijar. Lava pijar terlihat mengalir terus-menerus pada Selasa malam (14/1) saat diabadikan dari Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Luncuran lava pijar semakin meningkat dan semburan api tampak besar disertai luncuran awan panas sejauh 4,5 Km.

Pertumbuhan kubah larva di kawah Gunung Sinabung masih terus berlangsung. Namun, gempa vulkanik akibat tekanan magma dari perut gunung dan gempa hibrida yang mengakibatkan larva meleleh disertai awan panas sejak beberapa hari terakhir, diperkirakan menurunkan intensitas ancaman gunung tersebut.
Berdasarkan pengamatan, peningkatan aktifitas Sinabung mengakibatkan pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum bisa memastikan Sinabung kembali normal. Tercatat, sejak Desember 2013 hingga Januari 2014, Gunung Sinabung memuntahkan awan panas sebanyak 365 kali, dan jarak luncuran awan panas paling jauh 4,5 Km. Umumnya, awan panas meluncur mengarah ke tenggara, selatan tenggara dan barat daya, tepatnya di Desa Simacem, Bekerah Kecamatan Namanteran, Gambir Kecamatan Simpang Empat, dan Sukameriah Kecamatan Payung.
“Erupsi sinabung terlama mencapai 14.400 detik dengan rapat waktu erupsi 30 menit sekali. Untuk arah abu vulkanik, sampai sekarang cenderung mengarah ke tenggara, barat, dan selatan,” ungkap pihak PVMBG yang diwakili Hendrasto, di kantor PVMBG Karo, kawasan Jalan Kayu Bakar Desa Ndokum Saroga Kecamatan Simpang Empat, Rabu (15/1).
Kendati demikian, ia memerkirakan, ancaman ke depan tidak terlalu intens, mengingat, sejak Sabtu (11/1) hingga Rabu (15/1), Sinabung telah mengeluarkan “enerjinya”, baik lahar dingin, maupun awan panas yang disertai dengan melelehnya kubah larva beberapa kali. “Terpantau pihak PVMBG, separuh kubah larva sinabung telah berkurang pada sekarang ini. Bisa dikatakan, aktivitas Sinabung sedikit menurun,” tuturnya.
Hendrasto menambahkan, material Sinabung sebesar 10 cm memiliki lontaran hingga mencapai 1.800 meter. Sementara, untuk arah tenggara, radius zona merah sudah ditambah menjadi 7 km dan lainnya masih tetap 5 Km. “Perbedaan jarak radius dilakukan mengingat pihak PVMBG mencatat awan panas dan larva sering mengarah ke tenggara. Jadi radius untuk ke tenggara di tambah menjadi 7 Km,” sebutnya.
Dari media center posko tanggap darurat dihimpun, jumlah pengungsi hingga pertengahan Januari 2014 mencapai 26.088 jiwa, terdiri atas 1.226 lanjut usia (lansia), 180 ibu hamil, dan 617 bayi, setara dengan 8.103 Kepala Keluarga (KK). Ada pun lokasi pengungsian tersebar di 38 titik posko pengungsian, seperti di Kecamatan Kabanjahe Kota, Berastagi Kota, Tiga Binanga, dan Kecamatan Payung. Puluhan ribu pengungsi di posko tersebut berasal dari 26 desa dan dua dusun di empat kecamatan seperti, Payung, Tiganderket, Simpang Empat, dan Namanteran.
Dampak erupsi Sinabung juga dirasakan warga Kota Medan dan sekitarnya, terutama terhadap harga sayur-mayur yang biasanya dipasok dari Tanah Karo. Bahkan, sebagian pedagang terpaksa memasok sayur-mayur dari Sumatera Barat dan Pulau Jawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Sejak Sinabung erupsi, pasokan sayur-mayur menipis dan kondisi ini semakin parah terjadi sejak seminggu lalu. Kami yang pedagang susah jualan karena harganya pun jadi naik,” papar pedagang di Pusat Pasar Medan, Risma (38) kepada Jurnal Asia.
Risma mengklaim, beberapa hari terakhir, pedagang sudah mulai memeroleh tambahan pasokan khususnya tomat, kentang, brokoli dan bunga kol dari Pulau Jawa dan Sumbar. “Ada dari Bandung tapi ada juga dari Sumbar. Seperti kentang, biasanya didatangkan dari Padang kalau dari gunung (Brastagi, red) tidak ada sama sekali,” tuturnya.
Hal senada dikemukakan pedagang sayur-mayur di Pasar Petisah Medan, R Hasibuan. “Sekarang, lumayan lah sudah ada pasokan tambahan, walaupun belum banyak. Kalau kata distributor di Pusat Pasar, terpaksa mendatangkan pasokan dari Jawa,” tegasnya.
Seorang pedagang tomat di pasar Brayan, Irma, justru terbantu dengan adanya tambahan pasokan. “Untuk harga sayuran, ada yang naik dan ada juga yang sudah turun karena pasokan sudah ada. Tetapi pasokan ini masih datang dari Sumatera Utara seperti cabai dan lainnya,” tukasnya.
Sekadar informasi, penambahan pasokan ikut menurunkan harga komoditas, khususnya dari kawasan Berastagi. Tomat yang semula dijual berkisar Rp13.000-Rp15.000 per kg menjadi Rp10.000 per kg. Penurunan juga terjadi pada harga kentang yang berkisar Rp7.000 per kg dari sebelumnya Rp10.000 per kg. (Herman Harahap/Netty Guslina)

Close Ads X
Close Ads X