Achir Lubis: Kiat Hidup Sehat Tidak Berat

Bagi Drs Moch Akhir Lubis, ingin hidup sehat syaratnya tidak berat. Olahraga yang cukup, plus minum madu setiap hari. Hasilnya luar biasa. Pria yang tahun ini berusia 71 tahun, masih energik dan segar bugar. Aktivitasnya mengajak masyarakat untuk hidup sehat secara alami tidak surut.

Salah satunya melakukan olah raga jalan pagi. Bukan jalan pagi biasa, tapi jalan pagi menyusuri desa-desa yang masih memiliki pepohonan rindang. “Setiap hari Minggu pagi, kami punya kegiatan rutin jalan sehat berburu oksigen murni dari rimbun pohon di hutan-hutan kampung di kaki gunung,” katanya.

Achir menceritakan, dia bersama komunitas pejalan kaki lainnya, kadang pulang menjelang siang. “Soalnya jalannya ke gunung-gunung, ke luar masuk hutan, karena itu kita selalu bawa perbekalan,” imbuhnya.

Selain jalan pagi menghirup oksigen murni, tokoh pendidik yang sederhana ini, mengaku rutin mengonsumsi madu guna menjaga stamina. Menurutnya, jauh sebelum ilmu kedokteran maju seperti sekarang, madu telah dipercaya sebagai salah satu obat mujarab untuk segala macam penyakit. Selain rasanya yang enak, madu juga memiliki banyak khasiat.

“Selain dari makanan, asupan gizi untuk dapat diperoleh dari madu,” ujar Ketua Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi (Iptek) Perlebahan Sumut itu kepada wartawan.

Kecintaannya pada madu, membuat Achir sering didaulat sebagai pembicara masalah perlebahan madu. Termasuk pada acara seminar “Peluang Bisnis Lebah Madu” di Perguran Bina Bersaudara, Jalan Teritura No 10 Medan, baru-baru ini. Seminar itu diikuti oleh 70-an peserta yang datang dari berbagai wilayah Riau, Aceh dan Sumut.

Karena pentingnya madu buat kesehatan, cerita Achir pada seminar itu, pada 1975, Presiden Soeharto mengirim orang-orang Indonesia ke Rumania untuk belajar tentang perlebahmaduan. “Saya sendiri dapat kesempatan yang sama pada tahun 1990,” jelas Achir.

Ditambahkannya, bila mengonsumsi madu secara rutin, tubuh akan dapat menangkal racun yang dibawa oleh makanan dan minuman seperti MSG (monosodium glutamate). Achir mengingatkan, dewasa ini, masyarakat sulit terhindar dari makan yang mengandung zat-zat berbahaya dan merugikan tubuh. Pola hidup yang serba cepat memengaruhi pola makan dan kesehatan serta ketahanan tubuh.

Ketua Yayasan Bina Bersaudara ini mengatakan dengan pola hidup tidak sehat tersebut, ada kalanya masyarakat sering terkena penyakit, baik yang ringan hingga yang berat. “Setiap hari, masyarakat mengonsumsi zat-zat berbahaya tersebut. Paling tidak, mengonsumsi vetsin yang mengandung MSG,” katanya.

Digambarkannya, di rumah maupun di rumah-rumah makan, untuk membuat makanan sering menggunakan vetsin yang dapat merusak sel-sel otak. Sehingga, dewasa ini sering dijumpai pribadi yang pelupa dan lemah ingatan. Hal tersebut dipicu oleh sel-sel otak yang rusak karena MSG. Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca anomali dan kebiasaan hidup nyaman dengan menggunakan AC (air condition) menyebabkan tubuh kurang mampu beradaptasi dengan cepat sehingga rentan terhadap berbagai penyakit.

“Demikian pula dengan kebiasaan hidup nyaman yang dewasa ini hampir semua ruangan menggunakan AC, mulai dari rumah, kantor, ruang kelas, mobil dan lainnya. Memang membuat nyaman, tapi kehangatan darah dan sel-sel tubuh berkurang,” ungkap Achir yang telah lebih dari 30 tahun menggeluti dunia perlebahan.

Menurutnya, madu merupakan obat yang paling mujarab untuk sebagian besar penyakit, termasuk penderita diabetes. Begitu juga dengan penyakit lambung, belum mendapat keturunan dan segala macam penyakit lainnya dapat disembuhkan dengan madu lebah.

Sejak dulu nutrisi dalam madu yang ajaib digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan menjaga kesehatan. Menurutnya, madu yang layak konsumsi terutama dari nektar kaliandra, jika dikonsumsi secara rutin akan membuat tubuh tahan terhadap berbagai cuaca. 100 gram madu sedikitnya memiliki 238 kalori.

Jika dibanding dengan asupan lainnya, 1 kg madu mengandung 3280 kalori tanpa lemak, setara dengan 50 butir telur, 24 buah pisang, 40 buah jeruk, 5,7 liter susu atau 1,68 daging. “Jika kita mengonsumsi telur dan daging, memang akan mendapat kalori, tapi mengandung lemak jenuh yang tak terhindarkan,” ungkapnya.

Manfaat madu ini tercatat dalam 4 kitab suci, yaitu Al-Quran yang merupakan kitab suci umat Islam, Injil sebagai kitab suci umat Nasrani, Wedha yang merupakan pegangan umat Hindu dan Tripitaka yang menjadi kitab suci umat Budha.

Dalam Al-Quran, manfaat madu terdapat dalam surat An-Nahl. Di antaranya bisa dibuka ayat 68-69. Di Injil terdapat dalam Amsal 16:24 misalnya disebutkan: Perkataan yang menyenangkan itu seperti sarang madu, manis bagi hati dan juga obat bagi tulang-tulang. Juga dalam Amsal 24:13 dikatakan: Anakku, makanlah madu, karena itu baik: dan tetesan madu manis bagi langit-langit mulutmu.

Kitab suci umat Hindu juga membicarakan manfaat madu. Dalam Weda Arthavaveda XII.3.4 dinyatakan bahwa madu yang dicampur dengan mentega yang dijernihkan (disajikan pada tamu) menyehatkan. Demikian juga pada Weda Arthavaveda II.3.1 disebutkan: minumlah ghee (mentega yang dimurnikan), madu dan juga susu baik untuk kesehatan. Kitab suci umat Budha juga merekam manfaat madu. Terungkap dalam Vinaya Pitaka (Mahavagga) VI.208.15:10 disebutkan: Dalam ajaran Budha ada lima macam obat yang dikonsumsi oleh para Bhikku setelah mereka makan siang, salah satunya ialah madu. Selama 3 bulan para Bhikku dan Bhikkuni tak mengkonsumsi apa-apa kecuali madu.

“Demikianlah manfaat madu dalam Al-Quran, Injil, Wedha, Tripitaka,” tegas Achir.

(nasib ts). ***

Close Ads X
Close Ads X