Pria Tua Bunuh Diri di Rel Kereta Api

Siantar – Warga bantaran perlintasan kereta Api di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, dikagetkan dengan sosok mayat pria bernama Poltak Sitorus, yang tewas terseret kereta api sekira 20 meter, Senin (11/12) sekira pukul 04.30 WIB.

Sejauh ini belum diketahui motif pria itu, namun informasi yang diperoleh, dia berprofesi sebagai penarik becak bermotor (betor) BK 1927 CO.

Surya Edi Saputra, penjaga palang pintu perlintasan kereta api di Jalan Ahmad Yani mengatakan, korban digilas kereta api lantaran melontarkan dirinya ke arah kereta api yang saat itu melintas.

Sebelum melompatkan dirinya, awalnya pria itu berdiri dekat pos penjagaan palang pintu. Setelah kereta api melintas, dia langsung melompat ke arah kereta keta api yang melaju kencang kencang menuju Kota Medan dan terseret 20 meter,” ujarnya.

Akibatnya tubuh pria ubanan dan memiliki kumis dan, memakai baju batik warna coklat celana jeans warna hitam dan memiliki warna kulit gelap ini tewas dengan patah tangan sebelah kiri, kaki sebelah kiri putus. Kepala bagian depan (kening) koyak dan ditubuh tepat pada dada sebelah kiri remuk.

Pria berusia 65 tahun ini selama ini berprofesi sebagai penarik becak bermotor (betor) di Kota Medan. Hal itu diutarakan marga Napitupulu yang mengaku menantu korban ketika ditemui di Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih.

”Sekarang kami tidak tahu menahu di mana mertua ini tinggal. Kalau katanya, dia (Poltak Sitorus) menarik becak di Medan dan tidak tahu kami di mana tinggalnya,” ujar marga Napitupulu yang mempersunting putri korban, Megawati Sitorus.

Dikatakannya, korban menjadi penarik becak setelah bercerai dengan istrinya. ”Tapi kalau keterangan dari istri, mertua ini sudah lama menderita penyakit asma,” ujarnya.

Saat ini mereka tengah berunding dengan saudara istrinya untuk mengetahui dimana jenazah Poltak Sitorus disemayamkan sebelum dikebumikan.

Sayangnya, saja anak korban, Megawati Sitorus enggan memberi keterangan ketika ditanyai di ruangan instalasi jenajah rumah sakit RSUD Djasmen Saragih.

Sementara itu, satu hari sebelum korban ditabrak kereta api, warga sempat mengetahui keberadaan korban yang berada di sekitar palang pintu kereta api di Jalan Ahmad Yani. Kepada warga, korban mengaku ingin menjumpai kerabatnya di Jalan Medan. Namun korban mengurungkan niatnya lantaran hari sudah larut malam.

“Mungkin kami yang dicari mertua ini. Tapi rumah kami di Karang Sari ininya. Gak berani aku nengok langsung, dari komputernya tadi aku melihatnya dan memang itu ayah isteri saya” ujar menantu korban. (sc)

Close Ads X
Close Ads X