Koarmabar Tangkap Dua Kapal Buronan Malaysia

Jakarta – Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil menangkap dan mengamankan dua kapal buronan Agency Penguatan Maritim Malaysia (APMM), di perairan Tanjung Uma, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (23/4).

Dua kapal buronan Malaysia yaitu kapal MT Brama Ocean Berbendera Malabo 314 GT dan MT Orca Berbendera Fiji 127 GT diamankan oleh tim Western Fleet Quick Response (WFQR-4) Lantamal IV Tanjungpinang, kata Panglima Koarmabar (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, di Mako Armabar, Jakarta Pusat, Selasa (25/4).

Ia mengatakan, peristiwa itu berawal APMM Malaysia mengirimkan berita kepada Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Kolonel Laut (P) Ribut Eko Suyatno bahwa kapal tangkapan APMM Malaysia MT Brama Ocean dan MT Orca telah hilang.

Kemudian Danlantamal IV memerintahkan Asintel Danlantamal IV untuk melaksanakan pengumpulan data terhadap adanya kemungkinan MT Brama Ocean dan MT Orca berlayar masuk menuju perairan Batam, Bintan dan Tanjung Balaikarimun.

Selain itu juga memerintahkan Asops Danlantamal IV untuk menyiapkan unsur patroli dan membuat sektor penyekatan oleh unsur-unsur patroli diwilayah perairan Batam, Bintan dan Tanjung Balai Karimun.

Asops (Asisten Operasi) Kolonel Laut (P) May Franky Sihombing dan Asintel (Asisten Intelijen) Kolonel Laut (E) Iwan S bergerak cepat mengumpulkan staf untuk selanjutnya dilaksanakan briefing kepada Perwira Staf Operasi dan intel serta tim penindak WFQR-4 Unit 1 Jatanrasla guna membuat perencanaan Operasi dan intelijen dalam pencarian terhadap kedua kapal mini tanker (MT) tersebut.

Selanjutnya unsur-unsur patroli yang terdiri dari KAL Anakonda, KAL Mapor, Sea Rider dan 3 unsur Patkamla Satkamla Lantamal IV, setelah mendapatkan perintah penyekatan sesuai sektor penyekatan yang telah ditentukan langsung melaksanakan aksi penyekatan di wilayah perairan Selat Riau, Utara Batam dan Selat Durian yang diperkirakan kedua kapal akan melewati daerah tersebut.

“Tidak mau kehilangan buruannya seluruh unsur patroli dan jaringan intelijen yang tergelar di laut melaksanakan tugas di sektor masing-masing untuk melakukan perburuan sang target operasi dan akhirnya Tim WFQR-4 berhasil menemukan titik terang keberadaan MT Brama Ocean dan MT Orca,” kata Pangarmabar.

Kemudian Tim WFQR-4/Unit 1 Jatanrasla bergerak cepat dengan menggunakan Sea Rider yang dipimpin langsung Asintel Danlantamal IV turun langsung dan onboard melaksanakan penyisiran di sekitar Tanjung Uma Batam.

Dari kejauhan Sea Rider Unit 1 Jatanrasla melihat siluet kapal mini tanker mencurigakan berada di perairan Tanjung Uma Batam, selanjutnya Sea Rider Unit 1 Jatanrasla melaksanakan pendekatan menuju kapal mini tanker tersebut untuk melaksanakan pemeriksaan.

“Berbekal data-data kapal yang dikirimkan APMM Malaysia mempunyai kesesuaian dan kecocokan. Ini bentuk dari bagaimana kami bekerja sama Internasional, APMM sama seperti bakamla Malaysia, jadi bila ada kapal kabur dari Malaysia, dia koordinasi dengan kita, kita yang nangkap,” kata Aan.

Dari ciri-ciri kapal tanker tersebut mirip dengan informasi yang diperoleh dari APMM Malaysia namun beberapa bagian telah dicat untuk menghilangkan identitas kapal dan akhirnya dilaksanakan pemeriksaan kapal MT Orca, saat dilaksanakan pemeriksaan posisi kapal sedang lego jangkar di perairan Tanjung Uma Batam.

Di atas kapal terdapat satu orang yang berinisial ‘M’ , dan tim berhasil mengorek keterangan yang bersangkutan bahwa seluruh ABK berjumlah enam orang. Namun, lima orang lainnya sedang turun ke darat.

Pada saat dilaksanakan pemeriksaan, kata Kadispen Armabar Letkol (KH) Budi Amin, ternyata MT Brama Ocean sedang sandar pada MT Orca yang sedang lego jangkar, di atas kapal terdapat empat orang yang terdiri dari satu orang Nahkoda dan tiga orang ABK dengan keterangan yang berinisial A jabatan Nahkoda MT Brama Ocean, jabatan Second Enginner yang berinisial S, dan Chief Officer MT Brama Ocean.

Modus membawa kedua kapal yaitu MT Orca dan MT Brama Ocean tiba di perairan Tanjung Uma Batam pada Sabtu (22/4) sekitar 07.00 WIB dengan cara MT Orca menggandeng MT Brama Ocean dari perairan Malaysia menuju perairan Tanjung Uma Batam.

Hingga saat ini kedua kapal MT Orca dan MT Brama Ocean telah diamankan di Dermaga Yos Sudarso Mako Lantamal IV Tanjungpinang guna proses lebih lanjut, kata Budi Amin.

Pangarmabar menuturkan saat ditangkap diketahui kapal tersebut karena tidak mempunyai dokumen yang sah. Aan menyebut ada sanksi yang bakal diberikan untuk kapal tersebut.

Aan belum mau berkomentar soal dugaan kedua kapal itu membawa muatan minyak ilegal. Yang pasti, kapal MT Brama dan MT Orca telah melanggar hukum karena masuk ke Indonesia tanpa dokumen yang sah.

“Modusnya dia dari Malaysia, kabur ke wilayah kita, kesalahannya tidak ada dokumen yang sah. Indikasi awal sudah ada cuma masih proses,” tutur Aan Pangarmabar Laksda TNI Aan Kurnia menambahkan, Koarmabar dalam melakukan operasi di laut berhasil menekan tindak kejahatan, khususnya di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Selama kurun waktu empat bulan dari bulan Januari hingga April 2017, Koarmabar telah memeriksa 1.163 kapal dengan rincian 1.071 kapal dinyatakan tidak cukup bukti dan dibebaskan, sementara 92 kapal dinyatakan bersalah dan diproses lebih lanjut.

“Dengan keberhasilan tersebut, potensi kerugian negara yang diselamatkan sekitar Rp 320.818.000.000,” kata Pangarmabar.

(ant)

Close Ads X
Close Ads X