Medan | Jurnal Asia
Elpiana Ambarita, mahasiswi terbaik Fakultas Hukum USU (Universitas Sumatera Utara) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar kosnya No.29 yang berada di Jalan Jamin Ginting, Gang Ganepo, Kecamatan Medan Baru, Minggu (17/5) malam, sekira pukul 22.00 WIB.
Informasi yang dihimpun Jurnal Asia di lokasi kejadian, Elpiana adalah warga asal Prapat, Toba Samosir. Mahasiswa semester IV, Fakultas Hukum USU ini nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan tali rapia yang disambung tali pinggang, karena diduga stres memikirkan hubungan percintaannya setelah ditinggal oleh kekasihnya Yordi Simbolon seorang oknum Polisi.
Korban pertama kali ditemukan oleh teman satu kamarnya Amanda (21) mahasiswi yang sama. Malam itu, sehabis mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya, korban pulang ke kosnya yang bernama ‘Kos Pinem’. Setibanya di kos, korban bertingkah laku aneh.
Beberapa teman-teman akrabnya di areal kos tersebut satu persatu di datangi olehnya. “Tadi dia (korban) aneh kulihat, nggak seperti biasanya, datang ke kamarku diam aja, biasanya dia ceria, humoris suka ketawa kalau udah ketemu pasti ribut. Tapi begitu dia datang ke kamarku nggak lama dia langsung ke kamar teman kami Indah di depan kamarku. Habis itu dia langsung masuk ke kamarnya sendirian,” kata Henny boru Manurung, teman satu kos korban.
Amanda, satu kamar kos korban saat itu sedang berada di luar pulang ke kosnya. Setibanya di kamar kos mereka, alangkah terkejutnya dia melihat temannya sudah tewas gantung diri di pintu masuk kamar kos mereka. “Tadi kami lagi di luar ngerjain tugas kelompok di areal kampus USU, si Elpiana pulang terlebih dahulu, aku masih duduk-duduk sama kawan-kawan, gitu aku pulang terkejut kali aku melihat dia gantung diri,” kata Amanda.
Dijelaskan Amanda, sejak dua minggu ini, korban bertingkah laku aneh tidak seperti hari-hari biasanya. Korban mempunyai karakter yang berbeda dari teman sebayanya, humoris, suka bercanda, baik, suka ketawa dan selalu mengajari teman-temannya dalam hal pelajaran kampus maupun kerohanian.
Hingga saat ini teman temannya masih tak menyangka korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. “Siapa yang mengira, kalau dia (korban) mangakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Kami aja kawan dekatnya tak menyangka dia berbuat seperti itu. Coba bayangkan aja sendiri dia itu kalau dibilang orangnya sangat baik, pintar lagi, di kampus aja dia menjadi kebanggaan kawan-kawan, sering mendapatkan penghargaan. Hanya saja memang beberapa waktu ini dia agak berbeda, nggak seperti biasanya,” kata Amanda.
Wulan Pinem (23), anak pemilik kos mengatakan, kejadian itu diketahui setelah mendengar teriakan beberapa penghuni kamar kos melihat temannya sudah gantung diri di dalam kamar. “awalnya saya kira teriakan itu main-main. Tapi setelah saya lihat ke dalam kamar betul ada orang gantung diri dan ternyata yang gantung diri itu kawan kami juga. Kami pun langsung beritahukan ke kepling tadi, dari kepling baru dikasi tau ke Polisi,” kata Wulan.
Personil Reskrim Polsek Medan Baru dan Tim Inafis Polresta Medan yang mendapat informasi langsung turun ke lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selanjutnya, jasad korban rencananya akan dibawa ke rumah orang tuanya di Prapat, Toba Samosir untuk dikebumikan.
Kapolsek Medan Baru, Kompol Rony Nicolas Sidabutar mengatakan, secara kasat mata tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Diduga kuat korban bunuh diri karena tak sanggup menahan masalah dalam hidupnya.
“Jasad korban saat ditemukan masih menempel di dinding pintu masuk kamar kosnya dengan lidah menjulur keluar. Diduga kuat memang bunuh diri. Keluarga korban tidak mau diotopsi dan akan membawa jenazah ke kampung halamannya di Prapat, Toba Samosir untuk dikebumikan disana,” sebut Rony.
(mag-07)