Ayah Lempar Bayi 1,5 Bulan ke Tungku

Sukabumi – Sungguh malang bayi berusia 1,5 bulan ini. Betapa tidak, dia dilempar ke tungku masak hingga mengalami luka lebam dan lecet pada bagian dahi, dagu, paha, dan hidungnya hingga mengeluarkan darah. Sadisnya lagi, Pelakunya adalah ayah kandungnya sendiri, Taruna alias Ace (23).

Insiden ini terjadi di Kampung Singkup RT 10/02, Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (23/4), sekira pukul 14.00 WIB.

Saat itu, Ace baru tiba di rumahnya sehabis bekerja sebagai buruh tani dalam kondisi lapar. Sial baginya, ketika hendak makan siang, di meja makan belum tersedia makanan. Istrinya Yeni (20) belum memasak.

Cekcok mulutpun di antara mereka pun pecah. Saking kesalnya, Yani sempat melemparkan rantang ke lantai dapur. Aksi istrinya itu membuat emosi Ace kalap. Bayi yang tengah digendongnya merupakan anak kandungnya spontan dilemparkan ke bibir hawu (tungku masak).

“Pelaku saat itu marah, secara spontan melempar anaknya yang masih bayi berusia 1,5 bulan ke arah bibir tungku masak yang pada saat itu dalam keadaan menyala,” terang Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus, Senin (24/4).

Bayi mungil tak berdosa itu mengalami lebam dan luka lecet. Sehingga keluarganya langsung membawanya ke Puskesmas Nyalindung, kemudian dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH.

“Pelakunya sudah diamankan di Rutan Mapolsek Nyalindung. Kasus ini tengah dalam penyelidikan dan penyidikan,” tandasnya.

Akan Hadirkan Psikolog
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bakal melakukan pendampingan mental maupun hukum terhadap keluarga bayi berusia 1,5 bulan yang dilempar ke tungku hingga luka bakar oleh ayah kandungnya.

Dalam pendampingan ini KPAI juga akan menghadirkan psikolog untuk memulihkan trauma, baik bayi maupun keluarganya. Ketua KPAI Kabupaten Sukabumi Dian Yulianto mengatakan, hampir seluruh kejadian kekerasan maupun pelecehan seks terhadap anak dialami keluarga prasejahtera. Apakah itu karena faktor ekonomi maupun kondisi rumah tempat tinggalnya.

“Persoalan kekerasan yg terjadi kepada keluarga kecil itu merupakan salah satu kejadian dari sekian kejadian yang terjadi kepada anak di Kabupaten Sukabumi. Sangat miris ayah kandung bisa dengan tega melakukan itu hanya karena dorongan lapar,” terang Dian, Senin (24/4).

Dian mempertanyakan kenapa istrinya tidak menyediakan makan saat suaminya pulang? Dia berasumsi mungkin karena memang tidak ada yang bisa dimasak. Jadi persoalan ekonomi kerap menjadi penyebab kekerasan di samping moral dan akhlak orangtua.

Orangtua, lanjut Dian, seharusnya dapat memberikan rasa sayang dan nyaman kepada anak-anaknya. Termasuk tanggung jawabnya sebagai seorang ayah, bukan sebaliknya malah menganiaya anak.

“Dengan banyak kejadian, baik itu pelecehan maupun kekerasan terhadap anak harus menjadi bahan pemikiran dan peran aktif semua stackholder, baik pemerintah daerah maupun warga masyarakat. Kami berharap ada tindakan konkret Pemda dalam menangani persoalan ini,” ujarnya.

Salah satu caranya, Dian menyebutkan dengan memaksimalkan lembaga yang ada serta memberikan pemahaman tentang pola asuh dan pendidikan seks sejak dini terhadap masyarakat. (pkc)

Close Ads X
Close Ads X