ABG Bunuh Sepupu

Tanjungbalai | Jurnal Asia
Hanya dalam tempo beberapa jam, petugas Reskrim Polres
Tanjungbalai berhasil mengamankan Suheri (17) yang tega
membunuh sepupunya, Hikmayanti (8) karena merontah saat akan
disetubuhi.
Kapolres Tanjungbalai, AKBP ML
Hutagaol didampingi Kasubbag Humas, AKP
Y Sinulingga kepada wartawan menga-
takan, korban yang merupakan siswi kelas
satu Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kota
Tanjungbalai, ditemukan tidak bernyawa di
semak-semak yang berjarak sekitar 10
hingga 15 meter dari belakang rumah
neneknya, atau depan gedung SMA Negeri
5 Tanjungbalai, Senin (3/3) dinihari sekira
pukul 01.00 WIB.
“Saat ditemukan, korban dalam posisi
telentang dan memakai baju lengan pendek
warna ungu dengan corak batik dan celana
panjang hitam karet,” kata Hutagaol.
Kecurigaan polisi mengarah pada Suheri
yang tak lain sepupu korban. Dari
keterangan sejumlah anggota keluarga
diketahui pelaku disuruh mencari korban
untuk diantar ke rumah neneknya.
Ceritanya, Minggu (2/3) sekira pukul
10.00 WIB, ibu korban, Ningsih yang sakit
diboyong ke Kelurahan Selat Tanjung Me-
dan untuk berobat. Satu jam sebelumnya,
Suheri datang ke rumah orangtua korban
di Rusunawa Kelurahan Sei Raja. Di situlah
pelaku bertemu Johan alias Atan, ayah kor-
ban yang minta tolong agar Hikmayanti dian-
tarkan ke rumah neneknya di Sei Pringgan,
Lingkungan III, Kelurahan Pasar Baru,
Kecamatan ST-Raso.
Jelang senja, Atan dan istrinya pulang
ke rumah. Mereka lantas menghubungi ne-
nek korban. Namun sang nenek menyebut
korban tidak ada datang ke rumahnya.
“Kami bingung mau cari kemana lagi.
Sampai malam, Hikma belum ditemukan.
Semua rumah famili sudah kami jalani, tapi
tak menemukan Hikma. Saya lantas ambil
inisiatif mencarinya ke Kota Tanjungbalai,
siapa tahu tersesat,” ucap Zulkarnain alias
Dani (34), warga Jalan MY Haryono, Kelu-
rahan Selat Tannung Medan, Kecamatan
Datuk Bandar Timur yang ditemui di RSUD
Tengku Mansyur.
Senin (3/3) dinihari sekira pukul 00.10
WIB, pihak keluarga mendapat telepon ari
seorang yang mengaku mengenal Hikma,
namun tidak menyebutkan kondisinya.
“Katanya Hikma ditemukan tak jauh dari
rumah neneknya. Kami langsung ke sana.
Kami semua terkejut begitu tahu Hikma
meninggal dunia dengan kondisi berlumur
darah, luka sayat hampir di sekujur tubuh
serta luka bakar di tangan,” ucapnya.
Tanpa pikir panjang, pihak keluarga lang-
sung buat pengaduan resmi ke Polsek Sei
Tualang Raso yang kemudian menyerahkan
penanganan kasusnya ke Polres
Tanjungbalai.
Polisi yang memperoleh sejumlah pe-
tunjuk lantas mendatangi kediaman Suheri
Jurnal Asia | Rapanca
di Jalan Rukun, Lingkungan V, Kelurahan
Kuala Silo Bestari, Kecamatan TB Utara. Na-
mun tak menemukannya. Dari keterangan
pihak keluarga, polisi akhirnya menciduk ter-
sangka dari rumah familinya di Desa Sungai
Taman Anjung, Kecamatan Sei Pasir, Ka-
bupaten Asahan. “Nggak nyangka, dia tega
membunuh Hikma. Padahal mereka masih
sepupu,” ucap Dani.
Kepala Instalasi Jenazah RSUD Tengku
Mansyur, Roswito didampingi stafnya Ilham
mengatakan, jenazah korban tiba di rumah
sakit sekira pukul 03.00 WIB dengan kondisi
luka bakar di kedua tangan serta punggung,
luka sayat dan tusukan.
“Luka tusukan sebanyak 25 di perut se-
belah kanan dan kiri hingga usus terburai.
Didapati juga sekitar 25 luka sayat di pung-
gung, satu luka sayat di tangan kanan serta
memar di kening sebelah kanan,” bebernya.
Roswito mengaku pihaknya tidak memiliki
peralatan otopsi sehingga jenazah akan
dibawa ke rumah sakit di Pematangsiantar.
Di kantor polisi, Suheri mengakui perbua-
tannya telah membunuh Hikmayanti. Bah-
kan, pelaku yang diboyong ke lokasi pene-
muan jenazah, tanpa canggung mempe-
ragakan saat menghabisi nyawa korban.
“Pelaku mengakui perbuatannya,” kata
Kapolres Tanjungbalai, AKBP ML Hutagaol.
Pelaku, lanjut Hutagaol, membonceng
korban naik sepeda dan membawanya ke
TKP. Di tempat itu, pelaku memaksa korban
berhubungan badan. Karena berteriak, kor-
ban ditusuk pisau berulang kali oleh pelaku.
Pelaku juga menjerat leher korban pakai
tali dan berniat membakar jenazahnya de

ngan minyak tanah dalam botol mineral ser-
ta korek api. “Semuanya disita sebagai ba-
rang bukti,” kata Hutagaol seraya menye-
but motif pelaku ingin memperkosa korban.
Hutagaol mengaku pihaknya telah
meminta keterangan penjaga SMA Negeri
5 yang menyebut orangtua pelaku tiga kali
terlihat mondar-mandir di lokasi pembunu-
han dengan alasan ingin meminjam sejum-
lah barang-barang dari tetangga. Namun,
kata Hutagaol, kecurigaan belum mengarah
kepada orangtua pelaku. “Masih diselidiki.
Karena pelaku mengaku melakukannya
seorang diri,” tukasnya. (Rimanto)

Close Ads X
Close Ads X