Sogok dan Suap Tetap Ada

Kemarin KPK merilis operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum pejabat di PT PAL yang bergerak di bidang galangan kapal. Selang sehari kemudian, giliran pihak Polri kembali mengungkap adanya kasus sogokan uang dalam seleksi penerima calon anggota polisi di Sumatera Selatan. Tak tanggung-tanggung, jumlah uang disita terkait kasus ini berkisar miliaran rupiah.

Hal ini membuktikan bahwa mental sogok dan suap masih tetap membudaya di Indonesia. Sangat sulit untuk dihilangkan. Apalagi setiap tahun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengadakan seleksi penerimaan anggota Polri di sejumlah daerah di tanah air.

Perekrutan ini banyak diminati bahkan diidam-idamkan oleh sebagian orang. Minat menjadi anggota polri bermacam-macam mulai dari alasan kesejahteraan dan masa depan hingga kebanggaan mengenakan baju dinas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Sebenarnya mengabdi menjadi anggota Polri adalah pekerjaan yang mulia, namun apabila diawali dengan keburukan maka akan menghasilkan yang buruk pula. Jangan pernah kotori pilihan hidup untuk menjadi anggota Polri dengan perbuatan kotor seperti suap-menyuap. Percayalah bahwa apabila Tuhan telah menetapkan untuk lulus menjadi anggota Polri pasti akan lulus walau tanpa sogokan atau suap.

Kalaupun tidak lulus menjadi anggota Polri, tentu masih bisa berpikir positif bahwa ada jalan hidup yang jauh lebih baik ketimbang sekedar menjadi anggota Polri.

Membayar biaya siluman untuk dapat masuk menjadi anggota atau pegawai dari suatu instansi merupakan salah satu modus dari adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) yang banyak terjadi di negeri ini.

Salah satu kiat meminimalisasi peluang munculnya KKN dengan modus membayar biaya siluman tersebut, adalah dengan memasang pengumuman, baik di tempat pendaftaran maupun di media massa, bahwa dalam proses seleksi dan penerimaan tidak dipungut biaya sepeser pun. Pasalnya, sering kali korban yang melaporkan tindak penipuan tersebut tidak tahu hal itu.

Suka atau tidak suka, perlu diakui bahwa “kebocoran” sangat mungkin terjadi dan sulit dihapus. Kecuali ada keinginan bersama dari semua pihak untuk mewujudkan Polri yang bersih, mandiri, dan berwibawa tanpa pandang bulu. (*)

Close Ads X
Close Ads X